Tekan DBD, Masyarakat Diminta Jaga Kebersihan Lingkungan
RK ONLINE - Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi ancaman di Kabupaten Lebong. Terhitung Januari hingga kemarin (18/2) saja sudah 24 kasus yan terjadi. Bahkan 2 kasus diantaranya diketahui meninggal dunia akibat terjangkit penyakit yang diakibatkan oleh virus yang dibawa nyamuk Aedes Aegypt ini. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebong, Rachman, SKM, M.Si mengatakan, pihaknya terus melakukan sosialisai terhadap bahaya penyakit DBD. Masyarakat diminta proaktif untuk menjaga kebersihan lingkungan melalui program 3M plus maupun gelar aksi pencegahan dengan membagikan bubuk abate. "Kalau untuk fogging, itu adalah upaya terakhir. Baru dilakukan ketika sudah ada kasus, atau sudah ada korbannya," ujar Rachman. Ditambahkannya, fogging menjadi upaya terakhir karena dampak dari fogging juga bisa berakibat fatal terhadap kesehatan. Justru itu, fogging tidak bisa dilakukan seenaknya karena sasarannya adalah membunuh nyamuk yang telah menularkan DBD agar tidak semakin menyebar. Namun diakuinya masih banyak masyarakat yang belum paham akan bahaya fogging. "Itu pemahaman yang keliru. Lebih baik mencegah dengan upaya 3M plus. Harapan kami masyarakat tetap menjaga kebersihan lingkungan. Dengan rajin menguras bak mandi, menutup barang bekas yang bisa menampung air dan membersihkan siring tempat aliran air," lanjutnya. Menurut Rachman, gejala awal DBD mirip dengan Covid-19, sama-sama ada demam, nyeri kepala dan nyeri otot. Namun tingkat bahaya dari kasus DBD tersebut di nilai jauh lebih cepat menyerang organ dan trombosit darah. "Untuk Covid-19 lebih sering diikuti gejala pernafasan, sedangkan DBD lebih sering terjadi perdarahan mimisan dan bintik merah pada kulit. Jika ditemukan gejala tersebut masyarakat diharapkan dapat segera ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan medis, " singkatnya. Data Dinkes Lebong, 24 kasus DBD yang terjadi tersebar di 4 wilayah kecamatan. Terbanyak Lebong Selatan dengan 12 kasus, Lebong Sakti 8 kasus, Bingin Kuning 2 kasus dan Kecamatan Lebong Utara. Sementara 2 kasus meninggal dunia akibat penyakit yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti tersebut terjadi di Kecamatan Lebong Selatan. Kasus meninggal dunia pertama terjadi pada 31 Januari 2022 dan kasus kedua terjadi 16 Februari 2022. Pewarta : Eko Hatmono/Krn
Sumber:
- Share: /*anymind */?> /*props */?> /*Google Ads */?> /*amp advenative */?>
- 1 Sajikan Tampilan Alam Natural, Bukit Hitam Jadi Sasaran Wisatawan!
- 2 Tersisa 2 KUA di Kabupaten Kepahiang Belum Dibangun, 2026 Lewat Dana SBSN
- 3 Berdampak Bagi UMKM, Mulai Tahun Depan Tak Bisa Lagi Gunakan Tarif PPh 0,5 Persen
- 4 Pemkab Kepahiang Sebut Kelanjutan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Sebagai Magnet Investor!
- 5 Gunakan Senjata Api, Ini Otak Perampokan TKP Bumi Sari!
- 1 Sajikan Tampilan Alam Natural, Bukit Hitam Jadi Sasaran Wisatawan!
- 2 Tersisa 2 KUA di Kabupaten Kepahiang Belum Dibangun, 2026 Lewat Dana SBSN
- 3 Berdampak Bagi UMKM, Mulai Tahun Depan Tak Bisa Lagi Gunakan Tarif PPh 0,5 Persen
- 4 Pemkab Kepahiang Sebut Kelanjutan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Sebagai Magnet Investor!
- 5 Gunakan Senjata Api, Ini Otak Perampokan TKP Bumi Sari!