Sudah 2 Warga Lebong Selatan Meninggal Akibat DBD
RK ONLINE - Ditengah ancaman Covid-19, di Kabupaten Lebong kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tampaknya juga harus tetap diwaspadai. Bagaimana tidak, terhitung Januari hingga kemarin (17/2) tercatat sudah 24 kasus DBD yang menjangkit warga Kabupaten Lebong. Bahkan 2 diantaranya dinyatakan meninggal dunia. Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Lebong, 24 kasus DBD yang terjadi tersebar di 4 wilayah kecamatan. Terbanyak Lebong Selatan dengan 12 kasus, Lebong Sakti 8 kasus, Bingin Kuning 2 kasus dan Kecamatan Lebong Utara. Sementara 2 kasus meninggal dunia akibat penyakit yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti tersebut terjadi di Kecamatan Lebong Selatan. "Kecamatan Lebong Selatan merupakan kawasan padat penduduk. Dengan intensitas hujan yang cukup tinggi belakangan ini menimbulkan banyak genangan air yang bisa menjadi tempat nyamuk berkembang biak, " kata Kabid Pencegahan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Lebong, Yuswati, S.KM. Ditambahkannya 2 kasus meninggal dunia di Kecamatan Lebong selatan masing-masing 1 warga Kelurahan Tes dan 1 warga Kelurahan Mubai. Dua warga tersebut sebelumnya sudah sempat mendapatkan perawatan medis di RSUD Lebong. "Kasus meninggal dunia akibat DBD pertama terjadi pada 31 Januari dan kasus kedua terjadi 16 Februari, " lanjutnya. Terkait kondisi ini, pihaknya sudah melakukan fooging di sekitaran lokasi warga yang dinyatakan terjangkit DBD. Fogging merupakan langkah terakhir jika sudah ditemukan kasus DBD, fungsinya hanya untuk memberantas nyamuk dewasa. Sedangkan untuk pemberantasan jentik nyamuk harus dilakukan dengan menjaga kebersihan lingkungan. Masyaraat diingatkan untuk melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M plus. Seperti menguras atau membersihkan tempat yang sering dijadikan tempat penampungan air seperti bak mandi, ember air, dan tempat penampungan air minum. Selain itu menutup rapat tempat-tempat penampungan air seperti drum dan toren air. Selanjutnya memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang bekas yang memiliki potensi untuk jadi tempat perkembangbiakan nyamuk yang menularkan demam berdarah. "Kebersihan linkungan sangat menentukan untuk meminimalisir terjadi peningkatan kasus DBD ini. Penyakit ini sangat berbahaya, jika lamban ditangani karena bisa menyebabkan pasien meninggal dunia," tukasnya. Pewarta : Eko Hatmono/Krn
Sumber:
- Share: /*anymind */?> /*props */?> /*Google Ads */?> /*amp advenative */?>
- 1 Sajikan Tampilan Alam Natural, Bukit Hitam Jadi Sasaran Wisatawan!
- 2 Tersisa 2 KUA di Kabupaten Kepahiang Belum Dibangun, 2026 Lewat Dana SBSN
- 3 Berdampak Bagi UMKM, Mulai Tahun Depan Tak Bisa Lagi Gunakan Tarif PPh 0,5 Persen
- 4 Pemkab Kepahiang Sebut Kelanjutan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Sebagai Magnet Investor!
- 5 Gunakan Senjata Api, Ini Otak Perampokan TKP Bumi Sari!
- 1 Sajikan Tampilan Alam Natural, Bukit Hitam Jadi Sasaran Wisatawan!
- 2 Tersisa 2 KUA di Kabupaten Kepahiang Belum Dibangun, 2026 Lewat Dana SBSN
- 3 Berdampak Bagi UMKM, Mulai Tahun Depan Tak Bisa Lagi Gunakan Tarif PPh 0,5 Persen
- 4 Pemkab Kepahiang Sebut Kelanjutan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera Sebagai Magnet Investor!
- 5 Gunakan Senjata Api, Ini Otak Perampokan TKP Bumi Sari!