Dihadiri Wabup dan DPR Provinsi, PKDP Kepahiang Gelar Maulid Nabi

Dihadiri Wabup dan DPR Provinsi, PKDP Kepahiang Gelar Maulid Nabi

RK ONLINE - Setelah sekian lama ditunda, Minggu (31/10/21) malam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW resmi diselenggarakan Persatusn Keluarga Daerah Pariaman (PKDP) Kepahiang Provinsi Bengkulu. Bertempat di sekretariat PKDP Kepahiang, peringatan Maulid Nabi ini yang diselenggarakan di Kelurahan Pensiunan Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang ini, dihadiri Wabup Kepahiang H. Zurdi Nata, S.Ip dan Anggota DPR Provinsi Bengkulu, Edwar Samsi, S.Ip, MM. Dalam sambutannya Nata mengungkapkan, kegiatan seperti ini dapat meningkatkan Ukhuwah Islamiyah antar masyarakat. Ditambah lagi acara yang digelar sebagian masyarakat berdarah Minang ini juga dihadiri oleh masyarakat suku lain yang dapat semakin mempererat tali silaturrahmi. "Selain memperingati hari lahir Nabi besar umat muslim, kegiatan ini juga dapat mempererat tali silaturrahmi. Tentunya jika Ukhuwah Islamiyah kita kuat, sudah pasti hubungan antar sesama masyarakat akan terjalin harmonis dan hebat," sampai Nata. Baca juga : Peringatan Maulid Nabi Hanya Dihadiri Puluhan ASN Sementara itu Edwar yang juga menjadi tamu spesial malam itu mengaku sangat mengapresiasi kegiatan ini. Sebab dengan masyarakat yang berasal dari beragam suku, Kabupaten Kepahiang tetap kompak menggelar acara peringatan Maulid Nabi yang diselenggarakan PKDP. Ditambah lagi tradisi Makan Bajamba yang sangat kental, menurut Edwar harus tetap dilestarikan sebagai bagian dari budaya Indonesia. "Luar biasa tentunya dari keberagaman suku yang ada di Kabupaten Kepahiang, ternyata masih banyak yang menggelar acara dengan membawa tradisi masing - masing. Salah satunya pada acara Maulid Nabi di PKDP Kepahiang ini, tradisi seperti ini tentunya dapat mempererat tali persaudaraan antar suku masyarakat dan ini, patut untuk dilestarikan," ungkap Edwar. Katua PKDP Kepahiang, Iswanto melalui Ketua Panitia, Yudi Apriandi menjelaskan jika tradisi Makan Bajamba, merupakan adat suku Minang. Tradisi ini berarti makan dengan cara duduk bersama-sama di dalam suatu ruangan yang dilakukan oleh masyarakat Minangkabau. Tradisi ini umumnya dilakukan pada hari besar Islam dan berbagai upacara adat, atau pertemuan penting lainnya. "Sebenarnya kita memperingati Maulid Nabi ini rutin setiap tahun. Hanya saja dalam 2 tahun terakhir, kita diterpa musibah pandemi. Sehingga dengan terpaksa kegiatan ini tidak bisa diselenggarakan. Namun karena saat ini jumlah kasusnya sudah melandai, peringatan Maulid Nabi tahun ini bisa diselenggarakan kembali," singkat Yudi.   Pewarta : Jimmy/Svc

Sumber: