Negara Agraris Malu Impor, Bisa “Cekik” Petani
RK ONLINE - Indonesia sebagai negara agraris menghasilkan berbagai macam produk pangan strategis, bahkan untuk komoditas tertentu mengalami surplus. Namun, harga pangan masih mengalami fluktuasi. Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Hj. Riri Damayanti John Latief menilai pemerintah perlu mengatur ulang tata niaga bahan pangan. "Saya lihat harga komuditas pertanian sering tidak stabil. Ini perlu pembenahan, jangan sampai petani mengalami kerugian yang menyebabkan bertambahnya angka kemiskinan. Sektor hulu dan hilir harus benar-benar diperhatikan," ungkap Riri, Senin (4/9/2021). Kakak Pembina Duta Generasi Berencana (GenRe) BKKBN Provinsi Bengkulu ini mendesak agar pemerintah fokus pada program swasembada pangam, hal itu guna menghentikan kebijakan impor yang selama ini merugikan petani. "Seperti kedelai yang kadang masih impor. Tentu ini membuat harga yang tak stabil di petani. Apalagi ketersedian dan distribusi harian masih belum stabil. Saya harap, swasembada pangan digarap dengan serius," jelas Riri. Wakil Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Bengkulu ini mengatakan, pemerintah juga perlu memperkuat sumberdaya manusia dan melengkapi sarana dan prasarana yang modern dan berkualitas bagi petani. "Jangan kalah dengan negara tetangga yang luasnya tak seluas bangsa Indonesia mampu mengekspor produk pertanian. Jika kita tak berani berekspolarasi lebih jauh, kita akan ketinggalan jauh," paparnya Dewan Penasehat DPD Generasi Anti Narkotika Nasional (GANN) Provinsi Bengkulu ini optimis, pemerintah mampu meningkatkan kapasitas produksi, mengembangkan pertanian pangan lokal, memperkuat cadangan pangan dan sistem logistik, mengembangkan modern, serta meningkatkan ekspor komoditas yang lebih baik lagi. "Semua itu sangat dibutuhkan kebersamaan dari seluruh pemangku kepentingan. Duduk bersama mencari solusi terbaik dari permasalahan yang ada untuk menjadi lebih baik lagi," kata Riri. Perempuan yang berparas angggun karena hijapnya itu, mengajak para milenial untuk terus bersemangat dan tidak malu bertani. "Negara kita negara agraris, seharusnya malu kalau kita impor. Milenial jangan malu bertani, memperkuat swasembada pangan kita. Saya yakin, milenial mampu menciptakan inovasi-inovasi baru untuk memperkuat swambada pangan," tutur Riri. (**)
Sumber:
- Share: /*anymind */?> /*props */?> /*Google Ads */?> /*amp advenative */?>
- 1 Bupati Kepahiang Minta DPPKBP3A Segera Pantau Kondisi Mental Anak Korban Perampokan!
- 2 Kenaikan Tarif Pajak Kendaraan Bikin Beban Masyarakat Bertambah
- 3 SIMAK! Begini Pengakuan Mahasiswi yang Nyambi Jadi Mucikari
- 4 Mulai Tahun Depan, Batas Akhir Pajak Diatur Tanggal 15 Setiap Bulannya
- 5 Polisi Dalami Asal Usul Senjata Api Tersangka Perampokan TKP Bumi Sari
- 1 Bupati Kepahiang Minta DPPKBP3A Segera Pantau Kondisi Mental Anak Korban Perampokan!
- 2 Kenaikan Tarif Pajak Kendaraan Bikin Beban Masyarakat Bertambah
- 3 SIMAK! Begini Pengakuan Mahasiswi yang Nyambi Jadi Mucikari
- 4 Mulai Tahun Depan, Batas Akhir Pajak Diatur Tanggal 15 Setiap Bulannya
- 5 Polisi Dalami Asal Usul Senjata Api Tersangka Perampokan TKP Bumi Sari