Jadikan Batik Diwo Sebagai Icon Daerah
RK ONLINE - Berlangsung sejak 21 Juni 2021 lalu, Sabtu (21/8/21) Program Kecakapan Wirausaha (PKW) jenis keterampilan Batik Diwo di PKBM Az-Zahra Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu resmi ditutup. Dihadiri Wabup Kabupaten Kepahiang H. Zurdi Nata, S.Ip, penutupan kegiatan ini juga disertai dengan penanda tanganan Memorundum of Understanding (MoU) antara PKBM Az-Zahra dengan Himpaudi Kabupaten Kepahiang yang bertujuan untuk pengembangan Batik Diwo sebagai icon Kabupaten Kepahiang. "Selain bentuk dukungan, MoU ini juga memiliki sisi positif untuk perekonomian masyarakat di Kabupaten Kepahiang. Selain itu Batik Diwo bisa menjadi icon yang dikenal luas masyarakat di luar daerah," ujar Nata. Selain mengapresiasi PKBM Az-Zahra Wabup mengatakan kalau kegiatan ini merupakan salah satu upaya yang tepat untuk memulihkan perekonomian melalui sektor UMKM. Dirinya juga berharap agar peserta yang mengikuti PKW ini bisa menyerap ilmu dengan baik. Sehingga kedepan dapat sesuai dengan visi misi Kabupaten Kepahiang yakni maju, mandiri, sejahtera dan memiliki daya saing yang tinggi. Tidak hanya itu Nata mengungkapkan kalau untuk memperkenalkan produk asli daerah ini, kedepan Pemkab Kepahiang akan mengupayakan agar seluruh ASN dapat menggunakan seragam Batik Diwo. "Jadi kita dulu yang memperkenalkan produk kta," demikian Nata. Selanjutnya Kadis Dikbud Kabupaten Kepahiang Dr. Hartono, M.Pd juga berharap demikian. Bahkan dia mengatakan kalau nantinya, Batik Diwo akan dipromosikan dengan cara menjadikannya sebagai seragam sekolah. "Sudah seharusnya sekolah menggunakan Batik Diwo sebagai bentuk promosi budaya daerah. Hanya saja untuk waktunya masih belum bisa kita pastikan karena harus ada payung hukumnya," singkat Hartono. Kemudian Admin Rumah BUMN PLN Kepahiang, Ayu Evitasari yang juga hadir dalam kegiatan ini memberikan dukungan penuh terhadap PKBM Az-Zahra, khususnya pengrajin Batik Diwo yang siap mendongkrak perekonomian melalui UMKM ini. "kami sangat mendukung kegiatan seperti ini karena dapat mewujudkan cita-cita kita untuk meningkatkan taraf hidup dan ekonomi masyarakat. Dengan ini juga dapat membuka peluang usaha bagi masyarakat," ujar Ayu. Sementara itu Ketua Yayasan Az-Zahra Kabupaten Kepahiang, Helmi Yessi, M.Si mengatakan kalau PKW Batik Diwo ini berlangsung selama 3 bulan dengan tujuan, menjadikan Batik Diwo sebagai icon Kabupaten Kepahiang. "Nanti Batik Diwo ini akan menjadi ikon Kabupaten Kepahiang," ucapnya. Selain Pemkab Kepahiang, Himpaudi Kabupaten Kepahiang juga memiliki peran penting dalam pengenalan Batik Diwo. Sebab melalui MoU ini Helmiyesi mengatakan kalau Himpaudi akan berperan sebagai pengembangan sentra dan pemasaran batik melalui PTK Paud se Kabupaten Kepahiang. "Nanti mereka yang akan mengajarkan kepada seluruh peserta didik dan setiap lembaga Paud tentang Batik Diwo ini," jelasnya. Wanita yang juga menjabat sebagai Ketua Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) Cabang Kepahiang ini menargetkan kalau kedepan, seluruh Kecamatan se Kabupaten Kepahiang memiliki rumah produksi Batik Diwo. "Targetnya 3 tahun saja dan mudah - mudahan sudah terealisasi," demikian Helmiyesi. Pewarta : **/Svc
Sumber: