PKBM Widya Kencana Dikunjungi Asdep Kemenko RI
RK ONLINE - PKBM Widya Kencana Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu kedatangan tamu istimewa, Kamis (03/06/21). Dengan tujuan Monitoring dan Evaluasi (Monev) pelaksanaan kebijakan peningkatan pudaya literasi, PKBM yang bertempat di Kelurahan Pasar Ujung Kecamatan ini Kedatangan Assisten Deputi (Asdep) Literasi, Inovasi dan Kreatifitas Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementrian Koordinator (Kemenko) RI, Jazziray Hartoyo, S.Sos, M.Ed, MM. Berlangsung hangat, kegiatan ini berjalan aman dan lancar. Jazziray tiba di PKBM Widya Kencana bersama dengan 3 orang timnya. Terdiri dari Analisis Kebijakan Ahli Madya Kemenko RI, Tri Haryanto, Analisis Kebijakan Ahli Muda, Ferdiansyah dan Analisis Kepemudaan Salman Al - farizi. Selain sambutan yang hangat, penampilan Ketua PKBM Widya Kencana Eprilena, S.Pd yang piawai dalam memainkan seni Vetriloquism atau berbicara dengan suara perut ikut menghibur kedatangan keempat pejabat setingkat pusat ini. Menggunakan boneka yang biasa disapa Kibo, Eprilena menyambut keempatnya dengan berbagai interaksi yang cukup menggelitik. "Monev ini bertujuan untuk meningkatkan budaya literasi di Provinsi Bengkulu, salah satunya di Kabupaten Kepahiang," ujar Jazziray. Dalam melaksanakan Monev ini, Jazziray mengatakan kalau mereka juga bertujuan untuk menampung aspirasi. Sehingga selain tamu undangan yang meliputi Ketua Forum TBM Provinsi Bengkulu, Kimli, M.Pd dan Kabid Pelayanan Perpusda Kabupaten Kepahiang, Sadikin, S.Pd, mereka juga membuka ruang diskusi langsung dengan peserta yang terdiri dari perwakilan Perpustakaan Desa (Perpusdes), perwakilan Taman Bacaan Masyarakat (TBM), perwakilan komunitas literasi, komunitas baca dan penggiat literasi yang ada di Kabupaten Kepahiang. "Sehingga selaku pembuat kebijakan, mereka tidak ingin membuat kebijakan yang terkesan dilakukan sepihak," demikian Jazziray. Disisi lain sebagai analisis Tri Haryanto mengatakan kalau dari data dan informasi yang mereka dapatkan, Provinsi Bengkulu merupakan salah satu provinsi dengan perpustakaan yang memiliki banyak pengunjung. Hanya saja menurutnya sampai saat ini, minat baca di Provinsi Bengkulu masih terkesan sangat rendah. "Apa yang dilakukan masyarakat Bengkulu di perpustakaan selama ini. Karena dengan angka kunjungan yang cukup tinggi, harusnya minat baca juga harus tinggi. Tapi melalui Monev ini, kami melakukan pengumpulan data dan informasi untuk dijadikan sebagai dasar kebijakan kedepannya," singkatnya. Selanjutnya Sadikin mengatakan kalau saat ini, Perpusda Kabupaten Kepahiang belum lama ini sudah merancang program Digital Liberary. Tujuannya tidak lain ialah untuk meningkatkan minat serta mutu baca di Kabupaten Kepahiang. Sebab menurutnya dengan program ini, masyarakat baru diperbolehkan mengakses internet gratris setelah membaca buku dengan rentang waktu minimal 10 menit. "Sehingga sebelum membaca selama 10 menit, internet gratis yang disediakan di perpustakaan tidak bisa diakses oleh pengunjung," bebernya. Sementara itu Eprilena sendiri mengatakan jika kegiatan ini memang sengaja tidak melibatkan banyak peserta. Situasi pandemi yang sampai saat ini belum sepenuhnya berhasil terkendali, membuat mereka hanya mengundang beberapa tamu undangan dan beberapa peserta sebagai perwakilan saja. "Kegiatan ini juga diselenggarakan dengan tetap mematuhi dan mempedomani protokol kesehatan," singkat Eprilena. Pewarta : Jimy Mayhendra/svc
Sumber: