Tiga Bapok di Bengkulu Defisit Hingga Belasan Ribu Ton, Gubernur Diminta Segera Cari Solusinya

Tiga Bapok di Bengkulu Defisit Hingga Belasan Ribu Ton, Gubernur Diminta Segera Cari Solusinya

RK ONLINE - Defisit tiga Bahan Pokok (Bapok) menjadi permasalahan yang menyebabkan inflasi di Provinsi Bengkulu berdasarkan data BPS tahun 2019 /2020. Ketiga bahan tersebut ialah beras, bawang, dan ayam potong. "Bahan pokok yang mengalami defisit yaitu beras lebih dari 12 ribu ton, bawang 8 ribu ton lebih, dan ayam potong atau ayam ras sebanyak 11 ribu ton lebih," kata Kepala Perwakilan Kantor Bank Indonesia (BI) Bengkulu, Joni Marsius, Rabu(14/04/2021). Joni menjelaskan, defisit menunjukkan adanya permasalahan struktural yang harus segera diselesaikan, sebab dapat menjadi pendorong inflasi yang berulang di masa depan. Ia juga menyesalkan 98,26 persen ayam ras Provinsi Bengkulu diimpor dari Semsel. Sementara itu 66,26 persen beras diimpor dari Lampung. Dalam hal ini ia mengharapkan gubernur dapat melakukan beberapa langkah penyelesaian masalah tersebut. "Saya harap gubernur dapat berkerjasama dengan beberapa pihak untuk menyelesaikan permasalahan ini. Seperti halnya beras yang diimpor dari Lampung, mungkin ada indikasi beras Provinsi Bengkulu yang dikirim ke Lampung dan diimpor kembali ke Bengkulu. Untuk itu saya minta ada kerja sama antara Bulog dan distribusi beras di Provinsi Bengkulu," jelas Joni. Sedangkan untuk permasalahan ayam ras lanjutnya, gubernur bisa mendatangkan investor peternak ayam ke Provinsi Bengkulu. Sehingga permasalahan impor daging ayam yang besar bisa terselesaikan. "Jika untuk bawang kita bisa mendatangkan ahli petani bawang, karena daerah kita sendiri subur tanahnya," paparnya. Selain itu Joni juga memaparkan tentang rencana jangka pendek dan panjang menghadapi persoalan inflasi karena defisit barang kebutuhan. "Untuk jangka pendek dapat dilakukan pemerintah dengan sidak pasar, pemulihan perekonomian dengan pasar termurah dan lainnya. Sedangkan jangka panjang antara lain dengan melakukan perjanjian dan kerjasama antar daerah," tutur Joni. Selain itu sinergi antar Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Percepatan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) perlu jadi perhatian, agar permasalahan inflasi dan defisit tiga bahan pokok dapat diselesaikan dengan baik. Pewarta : Gatot JulianĀ 

Sumber: