Peserta Ujian Paket Berusia 65 Tahun, Bukti Kalau Usia Lanjut Bukan Penghalang Menuntut Ilmu

Peserta Ujian Paket Berusia 65 Tahun, Bukti Kalau Usia Lanjut Bukan Penghalang Menuntut Ilmu

RK ONLINE - Usia bukanlah penghalang bagi seseorang untuk menuntut ilmu. Seperti yang dilakukan salah seoarang peserta paket PKBM Az - zahra, Panari (65) warga Desa Bukit Menyan Kecamatan Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Benar saja, diusianya yang terbilang sudah lanjut ini ia masih memiliki keinginan untuk menuntut ilmu. Panari sudah terdaftar sebagai peserta paket di PKBM Az - zahra sejak 5 tahun yang lalu. Kepada Radarkepahiang.Id, Panari menyampaikan, ia sudah mulai menempuh pendidikan di PKBM Az - Zahra sejak menjadi peserta Paket B dan saat ini sudah naik tingkat menjadi peserta paket C. "Sudah lima tahun saya belajar di sini. Dulu saya ambil paket B, sekarang sudah paket C," kata Panari. Lebih lanjut, bapak dari tiga orang anak ini mengaku terkendala Gaptek (Gagap teknologi) saat mengikuti Ujian Pendidikan Kesetaraan (UPK). Diakuinya pula, bahwa Matematika dan Bahasa Inggris merupakan pelajaran yang paling sukar dimengerti olehnya. "Sebab dulu kami sekolah tidak menggunakan HP (Android), saya juga di rumah jarang memakainya. Kalau ditanya pelajaran apa yang paling sulit, saya sering kesulitan dalam mata pelajaran Matematika dan Bahasa Inggris," sampai Panari Sementara itu, di PKBM Oryza Sativa juga terdapat peserta paket yang sudah terbilang lanjut. Dengan usia hampir setengah abad, Alvian Sukardi (49) tetap ingin menuntaskan pendidikan wajib hingga nantinya dapat mengabdi di pesantren. "Kalau lulus, nanti saya mau mengabdi di pesantsren," singkat Alvian. Juga terdapat peserta paket berusia lanjut di PKBM Sulthon, adalah Tantawi (45) yang juga terkendala Gaptek dalam melaksanakan UPK di Az - Zahra. "Sering lupa cara masuknya (Aplikasi). Padahal sudah sering dikasih tahu. Ya namanya juga sudah tua," ujarnya sambil tersenyum. Untuk Peserta paket termuda yang dimiliki PKBM Oryza Sativa, Mia Latifa Kencana (18). Ia pun tidak mendapati kendala apapun melakukan melaksanakan UPK. Dirinya diketahui jadi peserta paket bersama dengan sang ayah. Ia juga sering mengajarkan ayahnya di dalam mengoperasikan aplikasi yang digunakan untuk UPK. "Tidak ada kendala untuk pengoperasian aplikasinya, begitu juga dengan soal - soal UPK yang saya kerjakan. Saya ke sini bersama ayah yang juga merupakan peserta paket. Jadi kalau ayah ada kendala dalam mengoperasikan aplikasinya, saya yang ajarkan," demikian Mia. Pewarta : Jimmy Mayhendra

Sumber: