Sungai Luas Meluap, Petani Desa Kepahyang Nyaris Tidak Bisa Pulang ke Rumah

Sungai Luas Meluap, Petani Desa Kepahyang Nyaris Tidak Bisa Pulang ke Rumah

RK ONLINE - Hujan yang terjadi beberapa hari terakhir menyebabkan sungai luas di Desa Kepahyang Kecamatan Luas Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu meluap, Rabu (24/03/2020). Akibatnya, kisaran 10 orang petani warga setempat nyaris tidak bisa pulang ke rumah. Lantaran sungai yang biasa mereka lalui sudah tidak bisa diseberangi lagi menggunakan rakit seperti biasa. Sementara jembatan gantung yang menjadi penghubung dari desa ke perkebunan dan persawahan warga sudah putus sejak lama. Anggota BPD Kepahyang, Hendri Kurniawan mengungkapkan, jembatan gantung yang putus sejak November 2020 lalu membuat petani terpaksa menyeberangi sungai luas menggunakan rakit untuk bisa ke kebun dan sawah. "Sungai luas meluap, sekitar 10 warga kami hampir saja tidak bisa pulang ke rumah. Karena air sudah tidak bisa diseberangi menggunakan rakit. Untuk pulang ke rumah, mereka terpaksa jalan darat yang jaraknya lebih jauh hingga memakan waktu 4 jam. Mereka baru tiba di rumah sebelum salat magrib," kata Hendri. Lebih lanjut disampaikan Hendri, warga Kecamatan Luas terutama Desa Kepahyang mayoritas kesehariannya berkebun dan bersawah di seberang sungai luas. Karena itu, warga berharap Pemkab Kaur dalam hal ini Dinas PUPR Kabupaten Kaur  bisa melakukan pembangunan jembatan gantung yang telah putus. Terlebih, Pemkab Kaur telah berjanji tahun 2021 ini  akan melakukan pembangunan. "Jangan sampai mengecewakan masyarakat. Jembatan ini merupakan satu - satunya  akses warga Kecamatan Luas ke kebun dan sawah. Apalagi sekarang masyarakat lagi panen jagung dan seluruh hasil panen diangkut menggunakan kepala. Ketika masih ada jembatan gantung, petani bisa membawa hasil panen menggunakan sepeda motor," terang Hendri. Lebih lanjut dikatakan Hendri, saat ini bukan hanya hasil pertanian seperti jagung saja yang dibawa melintasi sungai luas menggunakan rakit. Namun hasil panen kopi serta padi pun terpaksa dibawa menggunakan rakit sejak jembatan gantung putus. "Membawa hasil panen menyeberang menggunakan rakit sangat sulit sekali. Belum lagi resikonya, kalau rakit karam maka semuanya bisa lenyap begitu saja. Karena itu kami mohon supaya pembangunan jembatan secepatnya direalisasikan. Jangan hanya janji saja kepada masyarakat," pungkas Hendri. Pewarta : Efran Antoni

Sumber: