Faktor Cuaca dan Pupuk Mahal, Petani Gantikan Padi dengan Sayur

Faktor Cuaca dan Pupuk Mahal, Petani Gantikan Padi dengan Sayur

RK ONLINE - Acek (48), petani padi sawah di daerah Desa Imigrasi Permu Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu memilih menggantikan tanaman padi dengan sayur. Dikatakan Acek, Desember 2020 lalu ia dan istrinya selesai panen padi sawah. Saat ini ia menanam sayuran di lahan miliknya. "Ya kalau tanam padi, pupuknya hanyut dibawa air. Karena sekarang musim hujan. Bukan dapat untung, malah buntung. Makanya saya dan istri saya memilih menanam sayur," kata Acek, Sabtu (30/01/2021). Diterangkan, hasil panen padi Desember lalu turun dari biasanya. Ini pula lah yang menyebabkan Acek memilih menanam sayur, bawang, cabai dan jagung. Lebih lanjut dikatakan Acek, jika nantinya menanam padi lagi maka harus memiliki modal minimal Rp 1 juta. Dana tersebut digunakan untuk upah membajak, membeli pupuk serta bibit padi. "Kami berencana  menanam padi kembali setelah sayuran ini panen, tapi kami harus memiliki modal sekira Rp 1 juta. Itu juga kalau cuacanya tidak hujan terus - terusan," tambahnya. Sumira (44) istri Acek mengatakan, harga pupuk sekarang sudah meningkat Rp 150 ribu dari Rp 120 ribu. Padahal katanya lagi, pupuk yang mereka beli sudah bersubsidi. "Sebenarnya harga pupuk naik saat ini juga menjadi alasan kami bertanam sayur dari padi," demikian Sumira. Pewarta : Guntur Alamsyah Editor     : Candra Hadinata

Sumber: