Waspada Penyakit Antraks Pada Hewan Kurban

Waspada Penyakit Antraks Pada Hewan Kurban

RK ONLINE - Transaksi jual beli hewan meningkat khususnya hewan kurban setiap menjelang lebaran idul adha. Karena itu hewan yang akan dikurbankan harus diteliti dengan sebaik-baiknya. Sehingga terbebas dari segala macam jenis penyakit. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kepahiang, Hernawan, S.PKP, Senin (13/07/2020) mengingatkan masyarakat yang akan berkurban pada hari raya idul adha mendatang mewaspadai penyakit antraks pada hewan karena membahayakan kesehatan manusia. Pihaknya juga mengingatkan, agar masyarakat memastikan hewan kurban itu memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH). "Hewan yang diperjual belikan termasuk hewan kurban kita ingatkan supaya dilengkapi SKKH. Ini bertujuan untuk mengetahui kondisi kesehatan hewan dan mencegah peredaran hewan tidak sehat," kata Hernawan. Diterangkan, SKKH dikeluarkan oleh dokter hewan untuk mengetahui bahwa hewan yang diperjualbelikan dipastikan dalam kondisi sehat. Sebelum ternak dipasarkan, SKKH harus terlebih dahulu sudah dikantongi. Penyakit antraks merupakan penyakit infeksi yang disebabkan bakteri Bacillus anthracs. Penyakit ini bisa menular, dan ditularkan lewat binatang yang membawa bakteri tersebut. Selain itu, bermacam-macam gejala dan serangan bisa ditimbulkan oleh anthrax. Gejala tersebut bisa menyerang saluran pencernaan, kulit, hingga pernapasan. "Antraks menjadi penyakit yang paling dikhawatirkan terjadi pada hewan kurban. Penyakit antraks bersifat zoonosis yang berarti dapat ditularkan dari hewan ke manusia. Gejala yang terjadi pada seseorang yang terinfeksi antraks yaitu berawal dari flu ringan, sesak nafas hingga pembesaran kelenjar getah bening," paparnya. Upaya yang dilakukan Dinas Pertanian Kepahiang, lanjut Hernawan, jelang hari raya idul adha membentuk tim persiapan yang setiap tahunnya dilakukan. Kemudian mengeluarkan surat peringatan untuk menyiapkan bagaimana prosedur pemeriksaan hewan kurban yang baik sehingga bisa dijamin untuk pemenuhan kebutuhan di hari raya. "Bukan hanya di lingkungan dinas instansi, kita juga berkoordinasi dengan pemerintah desa dan kelurahan yang melakukan pemotongan hewan kurban. Sebelum dilaksanakan pemotongan dilakukan pengecekan kesehatan hewan kurban," tutup Hernawan. Pewarta : Reka Fitriani Editor     : Candra Hadinata 

Sumber: