Di Daerah “Kaya” Air, Sektor Perikanan Malah Jalan di Tempat

Di Daerah “Kaya” Air, Sektor Perikanan Malah Jalan di Tempat

RK ONLINE - Setidaknya Rp 2 miliar dalam dua tahun terakhir digelontorkan guna pengembangan sektor perikanan di Kabupaten Kepahiang. Sayang, sejauh ini belum terlihat hasil nyata dilakukan OPD terkait memberi manfaat luas kepada masyarakat. Padahal Dinas Perikanan dan Ketahanan Pangan (DKPP) Kabupaten Kepahiang, setidaknya mengelola 3 titik Balai Benih Ikan (BBI). Yakni, di Desa Paraduan Binjai Kecamatan Tebat Karai, Desa Permu dan Desa Weskust Kecamatan Kepahiang. Mengenai hal ini, Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Kepahiang Andrian Defandra, SE, M. Si ikut menyayangkan.  Menurutnya, dengan apa yang sudah diberikan, sudah semestinya OPD terkait mampu memenuhi kebutuhan masyarakat baik dari sisi penyediaan bibit, ataupun produksi ikan. "Justru selama ini sektor sektor perikanan belum menunjukkan peningkatan perekonomian masyarakat. Stok ikan mayoritas dipasok masyarakat dari Lebong dan Lubuk Linggau (Sumsel)," kritik Andrian. Dari catatannya, 2 tahun terakhir Pemkab menggelontarkan dana untuk peningkatan produksi ikan. Mulai dari pengadaan benih, calon induk termasuk juga melakukan pembangunan fasilitas pendukung pengelolaan ikan lainnya. "Kalau anggaran yang digelontarkan sudah besar, seharusnya bisa memberikan manfaat untuk Kabupaten Kepahiang. Kita akan lakukan evaluasi sektor perikanan, bila perlu Inspeksi mendadak (Sidak) ke lokasi akan kita lakukan," kata Andrian. Dikonfirmasi, Kepala DPKP Kepahiang Rukismanto, S.Pi, MP beralasan fasilitas pendukung menjadi penyebab. "Seperti di Permu, itu kendalanya fasilitasnya yang kurang, di Weskust musim kemarau tidak ada ketersediaan air. Di BBI Tebat Karai menurutnya kapasitas produksinya masih sedikit. Penyebab lainnya, banjir April 2019 lalu, menghanyutkan kerambah ikan di Ujan Mas," singkat Rukismanto. pewarta: epran antoni editor: heru pramana putra

Sumber: