WNA Asal China Sebelumnya Ditempatkan di Kamp Khusus
RK ONLINE - Korwil Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu Epid. Kes. Ahli muda, Henny Dwi Kartika Rini, SKM menerangkan, Mr. W yang merupakan WNA Asal China dan kini ada di RSUD M Yunus menjalani observasi sebelumnya sudah masuk kamp khusus. Ini dikatakan Henny dalam konfrensi pers di RSUD M. Yunus bersama pihak terkait lainnya, Kamis (13/02/2020).
"Mr. W ini dari Xi'an China liburan Imlek. Maka prosedurnya diberikan rumah atau kamp khusus terpisah dari temannya di tempat dia bekerja. Sistem observasinya, tim kami selalu menditek kesana memeriksa kondisi kesehatan bersangkutan," jelas Henny.
Menurut Henny, Mr. W tiba di Bandara Fatmawati Soekarno Bengkulu 26 Januari lalu setelah menjalani penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Ketika di bandara, Mr. W diduga terpapar corona virus tersebut sudah melewati thermalscaner.
"Selain menggunakan pemeriksaan thermalscaner, KKP juga melakukan pemeriksaan pisik hingga memberikan kartu heart alert card. Kartu ini untuk kewaspadaan kesehatan berdasarkan pasport WNA," terangnya. Baca Juga : Sepanjang 2020, Sudah 11 Kasus DBD Terjadi di Lebong
Sementara itu, Wakil Direktur Pelayanan dan Medik RSUD M Yunus, Ismir Fahri menuturkan, Mr. W saat ini masih dalam tahap observasi dan masih dalam pengawasan tim medis RSUD M Yunus. Mr. W ditempatkan di ruang isolasi lantaran mengalami demam tinggi dan Faringitis Akut (Radang Tenggorokan) yang diduga terpapar virus Corona.
"Pasien ini punya riwayat perjalanan dari negara asal penyebaran virus corona. Pada tanggal 25 Januari, dia bertolak dari Xi'an China da tiba di Indonesia pada tanggal 26 Januari," tuturnya.
Kondisi Mr. W ini, sambung Ismail, dua minggu lalu sudah masuk kerja di salah satu perusahaan di Kota Bengkulu. Namun kemudian mengalami gejala awal virus corona, Rabu (12/02/2020). Oleh karena itu pihak RSUD M Yunus melakukan tindakan penanganan sesuai SOP.
"Kami melakukan tahapan pemeriksaan dengan SOP yang ada. Maka saat ini kita lakukan observasi selama 4 hari ke depan. Kalau suspect maka kita melakukan tindakan selama 14 hari dan akan diisolasi khusus," paparnya.
Diwaktu bersamaan, dokter spesialis THT RSUD M Yunus Bengkulu , dr. Afif Rahman mengatakan, pasien saat ini sudah dirawat di ruang isolasi serta dalam pengawasan.
"Kondisi pasien kemarin (Rabu, red) mengalami faringitis akut (Radang Tenggorokan) dan panas tinggi dengan suhu 38,5 derajat celcius. Kalau mengalami Phunemia (Infeksi saluran pernapas), maka kami memeriksa sampel dari tenggorokan. Kita berdoa agar ini demam biasa, bukan terpapar virus corona. Apalagi pasien pagi ini (Kamis, red) sudah membaik," ujarnya.
Pencegahan Virus Terus Berlanjut Dalam konfrensi pers itu juga, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bengkulu, Herwan Antoni, SKM, M.Kes menyampaikan, tindakan pencegahan penyebaran virus corona akan terus dilakukan sampai situasi benar-benar aman.
"Sampai dicabutnya status darurat global terhadap virus corona. Meskipun kasus virus corona belum ada di Indonesia, tindakan pencegahan terhadap penyebarannya akan terus dilakukan. Pencegahan akan dilakukan oleh tim terpadu lintas sektoral. Pintu masuk maupun ke luar akan terus diperketat," katanya.
Dinkes Provinsi Bengkulu, lanjut Herwan, sudah berkoordinasi dengan Dinkes kabupaten/kota untuk melakukan identifikasi serta pemantauan terhadap tenaga kerja asing di wilayahnya. Jika ada yang dicurigai, segera melaporkan.
"Misalnya baru pulang dari negara asal virus ini, segera berkoordinasi. Ini supaya penyebaran ini tidak terjadi di daerah kita. Surat edaran sudah ada agar pemerintah kabupaten/kota juga ikut melakukan tindakan pencegahan," tutupnya. Pewarta : Febri Yulian Editor : Candra Hadinata
Sumber: