Murid Tak Ada, 11 TK Tutup
RK ONLINE - Ada yang salah dalam rancangan pembangunan infrastruktur pendidikan di Kabupaten Kepahiang. Gambaran di atas setidaknya terangkum dengan keberadaan bangunan sekolah tingkat Taman Kanak - Kanak (TK) tak aktif. Hingga berita ini diturunkan, Dikbud Kabupaten Kepahiang mencatat total 11 TK berhenti operasi. Mirisnya, rata-rata TK baru tersebut terpaksa tutup lantaran ketiadaan murid. Salah satunya TK Si Mungil di perumahan Kroya Desa Taba Tebelet. Di sini, bangunan baru saja berdiri pada 2017 dan hanya aktif selama 1 tahun ajaran saja. Selepas itu, praktis tak ada Kegiatan Belajar (KBM). Tak ada murid, membuat pihak sekolah pun terpaksa menutup pintu ruangan. Mengenyampingkan perencanaan matang, tak heran jika di belakangan muncul anggapan pembangunan infrastruktur hanya berorientasi pada proyek BACA JUGA: Dari SRG, Pemkab Kecipratan 25 Persen Pantauan RK di lokasi, kondisi bangunan sudah memprihatinkan. Pada beberapa sudut bangunan mulai rusak. Halaman sekolah juga sudah menyemak dipenuhi rumput liar. Di Kabupaten Kepahiang, Dikbud Kabupaten Kepahiang mendata terdapat 140 TK. Dari jumlah tersebut, hanya 129 layanan masih berfungsi dan melaksanakan aktivitas bermain dan belajar. Sisanya, 11 RK terpaksa berhenti berfungsi dikarenakan tidak memiliki peserta didik. "Dari data terakhir, ada 11 layanan TK sudah tidak aktif," terang Kadis Dikbud Kabupaten Kepahiang DR. Hartono. Dia menilai, kondisi di atas bukan disebabkan karena lokasi maupun SDM layanan tidak memadai. "Tidak bisa dipungkiri juga, selama ini masyarakat khususnya orang tua lebih tertuju kepada beberapa layanan saja. Sehingga layanan TK yang menurut mereka tidak bagus, tertinggal," jelasnya. Sesuai dengan ketentuannya, layanan TK tidak aktif selama 3 kali semester harus ditutup. Hartono menambahkan, Bidang Pendidikan Luar Sekolah (PLS) akan turun melakukan pendataan ulang terhadap masa aktif layanan TK di Kabupaten Kepahiang. BACA JUGA: Hasil Anjab dan ABK Dikbud: Kepahiang Butuh 331 Guru, Tenaga Admin Tidak "Kami data dulu jika memag nanti sudah 3 semester tidak aktif dan sudah beralih fungsi, tentu mau tidak mau akan ditutup. Sebenarnya sayang sekali, tapi memang muridnya tidak ada," tutup Hartono. pewarta: hendika andesta editor: heru pramana putra
Sumber: