Modal Awal Rp 38 Jutaan, Kini Asetnya Tembus Rp 3,5 Miliar//Usaha Simpan Pinjam DAPM Kepahiang Maju
BADAN usaha simpan pinjam Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat (DAPM) Kepahiang Maju, layak menjadi rujukan usaha sejenis di Kabupaten Kepahiang. Berkat keuletan sikap profesional pengurusnya, tercatat saat ini aset badan usaha nyaris menyentuh angka Rp 3,5 miliar Padahal awalnya, sejak berdiri pada 2007 usaha yang digeluti hanya bermodal dikisaran Rp 38 juta. Usai menerima laparan dseluruh kegiatan sepanjang 2019, Ketua Badan Pengurus Perkumpulan (BPP) DAPM Kepahiang Maju Bersama Willis H memaparkan, semula badan usaha yang dipimpinnya bernama Badan Koordinasi Antar Desa (BKAD). Jatuh bangun mengembangan usaha, pada 2012 seiring adanya pengalihan program PNPM usaha simpan pinjam pun berganti nama dan berbadan hukum. Semua lanjut Wilis dilakukan sebagai upaya meningkatkan penghasilan warga, khususnya kaum perempuan agar mandiri dan lebih sejahtera. "Semua berkat kerja sama pengurus tim, semua masalah dapat teratasi. Saya dari BPP sangat mengucapkan terimakasih atas kinerja tim," kata Willis. Saat Musyawarah Antar Desa (MAD) Kecamatan Kepahiang LPj Unit Pengelola Kegiatan (UPK) tahun 2019, Rabu (15/1) di aula kantor Desa Bogor Baru dipaparkan surplus bersih unit usaha pada 2019 mencapai Rp 239.474.000. Adapun aset tidak bergerak hampir dikisaran 3 miliar. "Modal awal kita pada 2007 hanya Rp 38 juta," ujar Willis. Disampaikan, sebagai bentuk apresiasi atas kinerja pengurus ada reward diberikan khusus kepada yang terbaik. Tak hanya itu, program spesial tak lupa dilakukan sebagai bentuk kepedulian kepada pengurus dan anggota. "Kegiatan sosial lannya kami laksanakan, sebagai bentuk kepedulin para pengurus dan anggota, semuanya bersumber dari keuntungan BPP, " tambah Willis. Lantas apa strategi usaha yang dijalankan, hingga dapat berkembang pesat seperti saat ini? Kepada Radar Kepahiang, Willis mengungkapkan semua berkat kerjasama tim. Terlebih kepada pengurus inti kegiatan UPK, yang telah menjalankan kinerjanya dengan penuh tanggungjawab. "Karena yang bertanggung jawab melaksanakan kegiatan adalah UPK, berkat keuletan kinerja mereka pada 2019 surplus menjadi meningkat," beber Willis. Ketua UPK Sasri menambahkan, dalam menjalankan kegiatan kerjama pengurus kelembagan menjadi kunci dalam mengantisipasi permasalahan di lapangan. "UPK sudah menyampaikan program kerja, tahun 2020 target kami meningkatkan lagi surplus dan pengembangn kelompok," kata Sasri. Selain itu, Willis menyampaikan sebelum diputuskan, semua kebijakan diambil melakui musyawarah antar desa dan rapat teknis lembaga. "Seluruh laporan kegiatan sudah resmi diterima seluruh anggota," tambah Willis. Sebagai gambaran, saat ini Dana Amanah Pemberdayaan Masyarakat Kepahiang Maju sudah menaungi 130 kelompok. Dalam 1 kelompok, memiliki 10 anggota baik yang masih aktif ataupun tidak. Perbandingannya, anggota masih berjalan dikisaran 85 persen tersebar ditiap desa dan kelurahan. Adapun struktur organisasi, Ketua BPP Willis H, Sekretaris BPP Darwis dan Bendahara Riska. Kemudian, ketua UPK Sasri Rosida, Sekretaris UPK Ihksan Maryanto, Bendahara Nyimas Rohani. Badan Pengawas terdiri dari, Indun Sarmadawati, Syahwan Andri. Serta tim penyehat pinjaman Yeni.
Sumber: