Harga Cabai Rawit Makin Pedas, di Kepahiang Capai Rp 75.000 per Kilogram

Selasa 28-01-2025,13:05 WIB
Reporter : Reka Fitriani
Editor : Hendika

Radarkepahiang.id - Awal tahun 2025 sejumlah komoditas diantaranya cabai dan sayur-sayuran terus merangkak naik. Salah satunya di Pasar Kepahiang, lonjakan harga cabai ini terjadi sejak pekan pertama 2025.

BACA JUGA:Tegak lurus: PWI Bengkulu Tetap Solid Satu Komando, Hadiri HPN Kalsel

BACA JUGA:Kelas BPJS Kesehatan Dihapus, Segini Iuran per Januari 2025

Jika sebelumnya harga cabai rawit masih berada dikisiaran Rp 50ribu perkilogram, kini naik menjadi Rp 75 ribu perkilogramnya. Kenaikan harga cabai ini diduga kurangnya pasokan, dampak cuaca ekstrem yang membuat banyak petani mengalami gagal panen.

BACA JUGA:Dinanti Peserta, Ini Cara Cek Pengumuman Hasil Administrasi PPPK Tahap 2 di SSCASN

BACA JUGA:Merugi, Banyak Pelanggan PDAM Tirta Alami Nunggak Iuran Air Bersih


Selain omset penjualan pedagang menurun, melambungnya harga cabai ini juga membuat konsumen mengurangi jumlah pembelian cabai demi menghemat biaya pengeluaran sehari-hari.

"Harga cabai rawitt mengalami kenaikan tertinggi, hingga tembus Rp 75 ribu perkilogramnya. Kenaikan harga ini terjadi akibat sentra penghasil cabai di Kepahiang mengalami gagal panen akibat hujan deras," ungkap Endah (32) salah seorang pedagang sayuran di pasar Kepahiang.

BACA JUGA:Bangun Zona Integritas, Ini ­­4 Agenda Strategis Kemenag Kepahiang

BACA JUGA:Pemerintah Sahkan Aturan dan Skema Pencairan THR Berikut Gaji ke-13 PPPK

Dikatakan Endah, untuk memenuhi permintaan konsumen, pedagang harus mendatangkan cabai dari luar daerah dengan harga yang lebih tinggi. Namun, kenaikan harga cabai ini berdampak pada penjualan yang turun drastis karena para pembeli juga harus mengatur alokasi belanjar, terutama para pengusaha kuliner maupun ibu rumah tangga.

BACA JUGA:Pemkab Dukung Kawo-3 Jadi Ajang Sport Otomotif di Kepahiang

BACA JUGA:Penghapusan Tenaga Honorer, Pemkab Kepahiang Masih Kaji Wacana Outsourcing Non ASN

"Baik cabai rawit hijau, ataupun cabai rawit merah, pasokannya dari petani di Kepahiang agak berkurang, sejak intensitas hujan tinggi beberapa bulan ini. Jadi harus mendatangkan dari luar daerah, yang harganya cukup tinggi," kata Endah.

Kategori :