Kemudian belanja modal yang awalnya Rp 63.823.626.005, naik sebesar Rp 2.366.794.685 menjadi sebesar Rp 66.190.420.663.
"Belanja tidak terduga Rp 2.163.894.100, berkurang Rp 1.163.894.100 dan hanya menyisakan Rp 1.000.000.000. Terus belanja transfer tetap Rp 129.987.705.100. Sehingga selisih pendapat daerah dengan belanja daerah tersebut, mumunculkan defisit anggaran sebesar Rp 21.037.990.869," bebernya.
Di sisi lainnya sambung Nata, penerimaan pembiayaan daerah yang semula Rp 15.000.000.000, naik Rp 8.037.990.869 menjadi sebesar Rp 23.037.990.869 yang berdasarkan Silpa tahun anggaran 2023.
Pengeluaran pembiayaan daerah tahun 2024, tetap sebesar Rp 2.000.000.000 yang diperuntukkan untuk penyertaan modal (investasi) pemerintah daerah ke Bank Bengkulu.
BACA JUGA:Ini Update Harga Kopi Terkini Berdasarkan Nilai Dolar USA dan Pasar Global
BACA JUGA:Dana BOK 14 Puskesmas di Kabupaten Kepahiang Mencapai Rp 11 Miliar, Ini Pesan Dinkes Kepahiang!
"Atas perhitungan tersebut, pembiayaan netto sebesar Rp 21.037.990.869 dapat digunakan untuk menutupi defisit anggaran sebesar Rp 21.037.990.869. Sehingga sisa lebih pembiayaan anggaran tahun berkenaan menjadi sebesar Rp 0," demikian Wabup Kepahiang.