4 Efek Buruk Menggunakan Air Biasa pada Radiator Mobil
RK ONLINE - Ketika suhu mesin mobil naik, radiator adalah komponen yang sangat penting untuk menjaga mesin tetap dingin. Agar radiator dapat berfungsi dengan baik, cairan pendingin yang digunakan harus sesuai dengan rekomendasi produsen.
Sayangnya, beberapa orang masih menggunakan air biasa sebagai alternatif, yang dapat memiliki efek buruk pada mesin mobil mereka. Mari kita bahas lebih lanjut tentang efek buruk menggunakan air biasa pada radiator mobil.
BACA JUGA:Jangan Sampai Tidak Tahu, Ternyata Ini Waktu yang Tepat Menguras dan Membersihkan Radiator
1. Korosi dan Kerak dalam Sistem Pendingin
Salah satu efek buruk utama menggunakan air biasa dalam radiator adalah terjadinya korosi dan kerak dalam sistem pendingin. Air keran biasanya mengandung mineral seperti kalsium dan magnesium. Saat air ini dipanaskan dalam mesin yang beroperasi pada suhu tinggi, mineral-mineral tersebut akan mengendap dan membentuk kerak di dalam radiator dan selang-selangnya.
Korosi dan kerak ini dapat menyumbat saluran-saluran pendingin, mengurangi aliran cairan pendingin, dan memengaruhi efisiensi pendinginan mesin. Dalam jangka panjang, ini dapat merusak komponen-komponen dalam sistem pendingin dan mengakibatkan biaya perbaikan yang tinggi.
2. Penurunan Titik Didih Cairan Pendingin
Selain itu, air biasa memiliki titik didih yang lebih rendah daripada cairan pendingin yang direkomendasikan oleh produsen. Hal ini berarti bahwa ketika mesin mencapai suhu yang tinggi, air biasa lebih cepat mendidih daripada cairan pendingin khusus. Ketika air mendidih, itu tidak lagi efektif dalam menjaga suhu mesin yang aman.
Ketika mesin mencapai suhu yang sangat tinggi, bisa mengakibatkan kerusakan serius pada mesin, termasuk retaknya blok mesin atau kepala silinder. Biaya perbaikan dalam kasus seperti ini bisa sangat mahal.
BACA JUGA:Berpengaruh Pada Performa, Berikut Cara Merawat Radiator Mobil Yang Baik dan Benar