Bahkan Rendi yang sampai saat ini masih hidup dan dirawat di RSUD Kepahiang, sempat diduga tidak ikut minum racun di air terjun dan dituding hanya pura-pura kepada korban yang saat ini sudah tutup usia.
Untuk memastikan kebenaran dari kejadian dan isu yang beredar ini, Radarkepahiang.id kemudian mengkonfirmasi langsung ke RSUD Kepahiang terkait hasil pemeriksaan dan diagnosa yang ditemukan. Di sini Dirut RSUD Kepahiang, Dr. Febby Nursanda dengan tegas membantah informasi yang beredar tersebut.
Sebab menurut Febby, berdasarkan hasil diagnosa dan pemeriksaan tim medis di RSUD Kepahiang, Rendi memengalami Intoxicasi alias keracunan.
"Kami sudah memeriksa korban, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap korban Rendi, ditemukan jika dirinya didiagnosa mengalami Intoxicasi," ujar Febby.
Saat pertama kali dibawa ke RSUD Kepahiang lanjut Febby, kondisi mulut dan perut Rendi dalam keadaan panas. Sementara itu kondisi pakaian Rendi juga terdapat bercak yang diduga bekas muntahan dan juga terdapat bekas tumpahan racun di baju dan juga celana.
"Jadi diagnosa tersebut juga diperkuat dengan adanya bekas muntahan di baju korban, bekas tumpahan racun di baju dan juga celananya. Saat tiba di RSUD Kepahiang, mulut korban terasa panas sampai ke perut," lanjutnya.
Di sisi lainnya Kapolres Kepahiang Polda Bengkulu, AKBP. Yana Supriatna, S.IK, M.Si melalui Kapolsek Kabawetan, Iptu. Buharman, SH membenarkannya.
Dijelaskannya bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan sementara kedua korban meminum racun tersebut hingga akhirnya terkulai lemas tak berdaya.
Namun sayangnya, korban wanita yang tubuhnya tidak kuat menahan racun tersebut, akhirnya dinyatakan meninggal dunia di RSUD Kepahiang.
BACA JUGA:Sehidup Semati, 2 Sejoli Tenggak Racun di Air Terjun