RK ONLINE - Pernah mendengar kalimat, anak berkebutuhan khusus tidak punya masa depan. Mungkin pernah! Tetapi jangan kesal, apalagi marah. Karena setiap yang diciptakan di atas dunia ini semuanya atas kehendak tuhan yang maha kuasa.
Yang paling penting kalimat yang menyebutkan anak berkebutuhan khusus tidak punya masa depan, merupakan hal yang sama sekali tidak benar.
Karena sama seperti anak-anak lainnya, anak berkebutuhan khusus juga punya kesempatan yang sama untuk sukses. Tak sedikit anak berkebutuhan khusus berhasil mandiri dan mencapai cita-cita yang diinginkan. Tidak percaya? Simak kisah sukses anak berkebutuhan khusus di bawah ini!
1. Angkie YudistiaAngkie mulai tidak bisa mendengar setelah ia mengalami demam di usia 10 tahun. Ketika itu, Angkie merasa sedih dan kehilangan jati diri. Tapi sekarang, di usianya yang menginjak kepala 3, Angkie sudah tahu kalau keterbatasan tidak menghalangi dirinya melakukan banyak hal.
Terbukti dari berbagai kegiatan dan prestasi Angkie. Di tahun 2008, dia menjadi finalis Abang None Jakarta dan didapuk sebagai “The Most Fearless Female Cosmopolitan 2008”. Ia pun mendirikan Thisable Enterprise guna membantu memberdayakan orang lain yang punya keterbatasan dan pernah jadi staf khusus Presiden Joko Widodo.
2. Stephanie Handojo
Kisah sukses anak berkebutuhan khusus lainnya datang dari Stephanie Handojo. Dia adalah penyandang down syndrome yang merupakan atlet serta pianis. Stephanie yang lahir 5 November 1991 lalu ini pun dijuluki sebagai anak spesial dari tuhan, karena dia memiliki bakat yang hebat di tengah kekurangannya.
Tahun 2009, Stephanie memecahkan rekor MURI karena dirinya bisa memainkan 22 lagu dengan piano selama 2 jam. Sedangkan pada bidang olahraga, Stephanie pernah meraih medali emas dalam Special Olympics World Summer Games 2011 di Athena dan 1 medali emas dan 1 medali perak dalam Asia Te Pin Bowling Championship di Manila pada tahun 2018.
Lebih membuat merinding lagi, Stephanie pernah menjadi pemegang obor Olimpiade London 2012. Ia terpilih dari jutaan anak-anak di 20 negara!
3. Ni Nengah Widiasih
Hidup dengan kursi roda sejak kecil tidak menghalangi Ni Nengah Widiasih menorehkan prestasi di bidang olahraga. Pada Paralimpiade Tokyo tahun 2020, Ni Nengah Widiasih menjadi atlet pertama yang menorehkan medali untuk Indonesia. Cabornya pun tidak kaleng-kaleng, angkat berat.
Widi diketahui menderita polio dari usianya baru menginjak 3 tahun. Dia membuktikan kalau keterbatasan tidak menghalanginya untuk berprestasi. Dirinya pernah meraih medali perunggu dalam ASEAN Paragames di Thailand, medali perak dalam ASEAN Paragames di Malaysia, medali perunggu di Paralimpiade Rio de Janeiro Brazil pada 2016.
Jenis Sindrom Down
Ada tiga jenis sindrom Down. Orang sering tidak dapat membedakan antara setiap jenis tanpa melihat kromosom karena ciri fisik dan perilakunya serupa.
-Trisomi 21: Sekitar 95% orang dengan sindrom Down memiliki Trisomi 21. 2 Dengan sindrom Down jenis ini, setiap sel dalam tubuh memiliki 3 salinan terpisah dari kromosom 21, bukan 2 salinan biasa.