Oleh karena itu, mereka menciptakan cerita-cerita tentang persekutuan dengan setan untuk menjauhkan diri dari pengaruh kapitalisme yang dianggap jahat.
Penelitian Taussig memberikan pemahaman baru bahwa cerita-cerita pesugihan, babi ngepet, atau tuyul yang sering dijumpai di Indonesia sebenarnya merupakan cerita imajinatif semata.
Fenomena ini tumbuh subur ketika masyarakat merasa terancam oleh perubahan sosial dan ekonomi, terutama kemunculan kapitalisme. Kapitalisme dan kekuatan supranatural seperti setan dipandang sebagai penyebab ketakutan dan eksploitasi.
Namun, perlu diingat bahwa praktik pesugihan atau persekutuan dengan makhluk gaib tidak memiliki dasar ilmiah dan tidak dianjurkan. Mencapai kesuksesan dalam bisnis atau kehidupan sebaiknya didasarkan pada upaya yang jujur, kerja keras, dan pemahaman yang baik tentang industri yang ditekuni.
BACA JUGA:Tidak Harus Pesugihan, 5 Amalan Ini Mampu Membuat Rezeki Berlimpah