RK ONLINE - Menjelang Hari Raya Idul Adha, menjadi berkah bagi para peternak kambing. Apalagi harga kambing kurban mencapai harga Rp 3 juta hingga Rp 5 juta per ekor, peternak optimistis mampu meraup omzet hingga puluhan juta rupiah.
Berkah ini salah satunya dirasakan Septian (28), warga Dusun 5 Desa Kampung Bogor Kecamatan Kepahiang, Kabupaten Kepahiang. Disini ada 15 ekor kambing dengan jenis Jawa Randu, jumbo serta Etawa siap untuk kurban.
Ia mengungkapkan, dari belasan kambing jual beli tersebut ada beberapa ekor diantaranya sudah terjual. "Kambing-kambing tersebut oleh pembeli, sejauh ini masih dititipkan dan dirawat dengan baik di kandang kambing milik Septian dan akan dikirim ke pembeli saat hari Raya Idul Adha nanti,” kata Septian, Selasa (27/6) kepada Radar Kepahiang Online.
Septian mengaku meningkatannya harga jual kambing Peranakan Jawa Randu, Jumbo dan Etawa selama ini dilatarbelakangi biaya perawatan kesehatan dan pakan kambing yang meningkat, di tengah merebaknya kembali virus PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) serta LSD (lumpy skin diasses).
BACA JUGA:PNS dan PPPK Perhatikan, Ini Warning Pemkab Kepahiang Jelang Libur dan Cuti Bersama Idul Adha!
"Naiknya harga jual kambing dikarenakan mahalnya biaya perawatan dan kesehatan. Jadi, tak sekadar memberi vitamin, para peternak juga menyuntikkan vaksin untuk mengantisipasi terjangkitnya penyakit," ujarnya.
Septian juga memastikan, kambing yang ia ternak dalam keadaan sehat dan bebas penyakit apapun sehingga siap untuk disembelih buat kurban.
”Alhamdulillah, semua kambing di sini sudah divaksin dan dinyatakan sehat. Layak untuk dijadikan hewan kurban,” ucapnya.
BACA JUGA:Pemeriksaan, Banyak Kendaraan Dinas Tidak Dihadirkan Pejabat!
Harga tersebut menyesuaikan usia dan kondisi. Kendati demikian, Septian sejak tahun 2019 menggeluti peternakan kambing dengan sistem jual beli itu, optimistis di momen Hari Raya Kurban dapat meningkatkan omzet penjualannya yang menjanjikan.
Ia mengaku para pembeli Mayoritas orang luar desa dan malahan ada luar Kabupaten Kepahiang. ”Pada prinsipnya penjualan kami fleksibel, kalau pembeli mampunya di bawah Rp 5 juta nanti ukuran kambingnya kita sesuaikan. Untuk itu juga kami peternak berharap perhatian lebih dari pemerintah. Seperti bimbingan, pembinaan dan sosialisasi dari dinas terkait kepada peternak.Jangan hanya fokus Kecamatan Kabawetan saja. Kami saat ini hanya dengan otodidak saja belum ada pembinaan,” ucap Septian.