RK ONLINE - Tahun ini Pemkab Rejang Lebong menargetkan bisa menurunkan angka stunting atau gagal tumbuh kembang pada balita sebesar 4 persen. Dari 20,2 persen menjadi 16,2 persen. Hal tersebut disampaikan oleh Plt Kepala Dinas Kesehatan Rejang Lebong Rephi Meido.
"Percepatan penurunan angka stunting menjadi PR bersama. Berdasarkan data SSGI tahun 2022 prevalensi stunting masih sebesar 20,2 persen, angkanya sudah turun dari tahun 2021 yang mencapai 26 persen. Maka di tahun ini ditargetkan bisa terus ditekan hingga turun 4 persen," ucapnya.
Untuk menurunkan angka stunting tersebut setiap OPD yang terlibat dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) untuk terus berkoordinasi. Sehingga intervensi terhadap sasaran dapat berjalan efektif. Penanganan kasus stunting tahun 2023 telah ditetapkan di 36 lokasi sebagai fokus khusus berdasarkan keputusan bupati. Contohnya kepala desa dan lurah diminta untuk mendata calon pengantin agar berkonsultasi dan melakukan pemeriksaan kesehatan sebagai syarat sebelum melakukan akad nikah.
"Kita harus dapat bersama-sama dari mulai tingkat desa, RT dan RW dalam keseriusan menagani stuntig di Rejang Lebong, " jelasnya.
BACA JUGA:Cegah Stunting dengan Kampanyekan Gemar Makan Protein Hewani
Disisi lain ia mengimbau masyarakat yang memiliki balita untuk memeriksakan anak-anaknya di posyandu dan fasilitas kesehatan di tempatnya masing-masing. Tujuanya melalui aksi edukasi gizi seimbang, agar seluruh ibu yang sedang dan telah berjuang menjaga calon generasi penerus bangsa selama 9 bulan masa kehamilan dan senantiasa merawat balitanya dengan penuh kasih sayang.
"Kita akan melakukan sosialisasi dan bhkati sosial malalui seluruh puskesmas-puskemas yang ada di 15 kecamatan agar kasus stunting ini benar-benar menurun hingga 4 persen, " singkatnya.