RK ONLINE - Puluhan orang yang tergabung dalam Kanopi Hijau Indonesia menggelar aksi teaterikal untuk mengkampanyekan transisi energi dari bahan bakar fosil ke energi bersih, Senin (21/11) di Simpang Lima Ratu Samban Kota Bengkulu.
Ketua Kanopi Hijau Indonesia, Ali Akbar mengungkapkan, aksi yang digelar bertujuan untuk medorong percepatan transisi energi dari bahan bakar fosil terutama batu bara ke energi bersih. Apalagi Pulau Sumatera memiliki potensi energi terbarukan yang melimpah.
Misalnya di Provinsi Bengkulu, berdasarkan data Kementerian ESDM memiliki 7.297 Megawatt energi terbarukan dari matahari, angin dan air sedangkan yang baru dimanfaatkan saat ini hanya 259 MW. Potensi energi terbarukan di Sumatera Selatan justru jauh lebih besar mencapai 21.888 MW.
Keberadaan energi terbarukan ini harus didorong, disamping kepastian transisi energi yang adil dan berkelanjutan sebagai penyelamat kehidupan dari dampak krisis iklim global yang saat ini terjadi.
"Pada aksi kali ini kita mengkampanyekan dan menyuarakan bahwa energi batu bara dapat membunuh masyarakat yang masuk kewilayah berdampak. Seperti halnya aktivitas tambang yang ada di Provinsi Bengkulu dan Sumatera Selatan, sekaligus kita menyuarakan bagaimana dampak PLTU Batubara tidak hanya ada di Teluk Sepang tapi juga ada di Sumatera Selatan," ungkap Ali.
BACA JUGA:Pengunjung Diprediksi Naik
Selain itu, menjadi tindak lanjut atas komitmen percepatan transisi energi yang baru-baru ini telah dibuat dari pertemuan negara G20 di Bali beberapa waktu lalu. Indonesia juga telah berkomitmen untuk menurunkan emisi dengan menghentikan PLTU.
"Pertemuan G20 harusnya menjadi semacam alat ukur untuk negara agar mempercepat proses transisi energi yang sudah dibangun komitmennya. Begitupun komitmen untuk mempensiunkan PLTU, negara juga harus menghentikan aktivitas pertambangan di Indonesia khususnya batubara," tutur Ali Akbar.