RK ONLINE - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu masih mengalami kendala dalam memaksimalkan vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Mulai dari kurangnya tenaga vaksinator hingga hewan ternak yang dilepasliarkan pemiliknya.
"Kendala terbesar kita yakni banyak hewan yang dilepasliarkan oleh pemiliknya. Kondisi ini masif dan susah dirubah, apalagi kepemilikan hewan ternak oleh masyarakat begitu adanya. Satu orang bisa memiliki lebih dari 25 ekor ternak dan ternak ini dilepas di hutan atau kebun-kebun sawit. Ini yang menjadi kendala kita," ungkap Kepala Disnakeswan Provinsi Bengkulu, drh. M. Syarkawi usai menghadiri rakor dan evaluasi posko PMK di Provinsi Bengkulu kemarin (6/10).
Meski demikian, lanjut Syarkawi pihaknya akan terus memaksimalkan penanganan PMK. Termasuk dalam melakukan vaksin kepada hewan ternak berkuku belah.
"Petugas kita dengan segenap perjuangan, ternak yang sudah tervaksin sudah mencapai 28 ribu. Ini sudah luar biasa," kata Syarkawi.
Ia mengaku jumlah tenaga vaksinator yang dimiliki provinsi maupun yang ada di kabupaten/kota jumlahnya masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan luasan wilayah Bengkulu dan jumlah ternak yang ada.
"Kalau masih dibilang cukup masih sangat kurang, jangkauan dan luasan wilayah yang cukup jauh dan kondisi peternakan kita yang rata-rata banyak dilepas liarkan itu sangat kurang. Sehingga kita berharap kemarin ada semacam baik dari Babinsa/Bhabinkamtibmas memback up teman-teman di kabupaten/kota. Tapi sampai saat ini hal itu belum kita dapatkan terkait pelatihan atau bimtek tim vaksinator ini," tambahnya.
Dirinya berharap dari Satgas pusat dapat melakukan pelatihan atau Bimtek tenaga vaksinator PMK, yang melibatkan berbagai pihak yang turun dilapangan seperti Bhabinkamtibmas atau Babinsa.
"Diharapkan dengan hal itu setiap desa atau minimal kecamatan ada Bhabinkamtibmas atau Babinsa yang bisa mencakup wilayah masing-masing. Kita sudah sampaikan kepada tim satgas pusat yang hadir pada hari ini, bahwa kita sangat membutuhkan pelatihan untuk tenaga vaksinator, yang melibatkan tim satgas kita dan unsur TNI dan Polri," imbuhnya.
BACA JUGA:PMK Mulai Terkendali
Sementara itu, terkait stok vaksin atau penambahan jumlah vaksin PMK, Syarkawi menyebut akan dilakukan jika stok vaksin yang telah dialokasikan pusat sebelumnya sebanyak 38.300 dosis vaksin dapat digunakan seluruhnya.
"Kalau penambahan vaksin itu asalkan kawan-kawan sudah bisa menyelesaikan 38.300 dosis yang ada pada kita sekarang, segera kita akan minta lagi. Namun stok yang ada itu belum selesai, kita masih menghabiskan yang ada," pungkasnya.