RK ONLINE - Keberadaan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah di Desa Ujung Tanjung 1 Kecamatan Lebong Sakti dikeluhkan masyarakat. Selain sampah jarang diangkut petugas kebersihan, lokasi TPS sampah yang berada di sebelah SD tersebut dinilai menganggu aktifitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) akibat aroma tidak sedap yang ditimbulkan.
Keluhan tersebut disampaikan salah satu warga melalui media sosial (medsos). Adalah akun facebook Julis Mtsn Fatir. Melalui postingannya, intinya ia meminta bupati, dewan hingga OPD terkait agar bak penampungan sampah yang ada di dekat SD Ujung Tanjung I ditiadakan karena menganggu aktifitas belajar.
Terkait hal tersebut, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lebong Indra Gunawan, S.Pi, M.Si mengatakan untuk membongkar bangunan milik pemerintah tentu harus ada mekanisme yang harus dijalankan. Menurutnya alasan TPS sampah dibangun di lokasi tersebut tentu sebelumnya sudah ada persetujuan dari masyarakat sekitar, sehingga pembangunan TPS sampah bisa terlaksana.
"Memang ada masyarakat dalam postingan di media sosialnya meminta agar TPS sampah dilokasi tersebut dibongkar. Tentu ada mekanismenya. Tapi permasalahnnya bukan itu, pelayanan kami memang yang belum maksimal, " kata Indra.
Selain itu, setelah dicek kelapangan, diketahui jika warga sekitar tidak membuang sampah di dalam bak TPS sampah. Sehingga kesannya, sampah berserakan hingga ke pinggir jalan. Ia mengimbau agar masyarakat bisa memanfaatkan TPS sampah dengan baik. Yaitu dengan membuang sampah di dalam bak yang sudah disiapkan sehingga tidak mengurangi keindahan sekitar TPS sampah.
"Kami sudah cek ke lokasi. Permasalahannya masyarakat membuang sampah justru di luar dari bak TPS sampah. Bahkan petugas kami juga sudah mengangkut sampah di lokasi TPS tersebut, " lanjutnya.
BACA JUGA:Surati DLH, Pemdes Selebar Minta Angkut Sampah Warganya
Ia mengaku keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM) hingga armada angkutan sampah menjadi salah satu kendala utama belum maksimalnya pelayanan bongkar muat sampah dari TPS ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah. Bahkan diakui indra, minat masyarakat untuk menjadi petugas bongkar muat sangat kurang. Sementara petugas yang ada, rata-rata sudah berusia tua,
"Dalam melayani bongkar muat sampah ke TPA, saat ini hanya ada 2 armada truk sampah yang bisa dioperasikan. Tentu dengan jangkauan yang cukup luas pelayanannya belum bisa maksimal. Menyiasati hal ini terpaksa pengangkutan sampah dilakukan penjadwalan. Hanya TPS sampah di wilayah pasar yang diangkut setiap hari, " demikian Indra.