RK ONLINE - Meningkatnya kasus kekerasan di tengah-tengah masyarakat Kota Bengkulu sebagaimana yang dilakukan seorang Satpam kepada anak perempuannya di Kecamatan Muarabangkahulu dan seorang anak kepada ibu kandungnya di Kecamatan Kampung Melayu, menuai kekhawatiran.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, menguatnya kekerasan secara horisontal di kalangan warga menunjukkan adanya ketidakberesan dalam tata kelola kehidupan di antara sesama masyarakat.
"Semua bentuk kekerasan ini seharusnya berakhir ketika reformasi bergulir. Apakah ini dampak dari belum lurusnya arah berkenegaraan kita dan belum maksimalnya upaya mensejahterakan masyarakat? Perlu dikaji dan ditemukan penyebabnya agar bisa segera diperbaiki," kata Hj Riri Damayanti John Latief, Senin (19/9).
Alumni Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini mengungkapkan, carut marut tata kelola kehidupan bermasyarakat yang terjadi hampir di segala lini ini perlu dievaluasi sehingga ke depan masyarakat bisa hidup dengan pijakan baru yang humanis dan toleran.
"Dulu Indonesia, termasuk Bengkulu, dikenal sebagai negeri yang santun, meski masyarakatnya beragam, tapi akur, Bhineka Tunggal Ika. Kenapa sekarang semua jadi mudah meledak? Semoga ini bukan jadi indikasi gagalnya reformasi," ungkap Hj Riri Damayanti John Latief.
Perempuan berparas anggun dengan hijabnya yang digelari Anak Suku Adat Tiang Empat oleh Masyarakat Adat Pematang Tigo ini memaparkan, pemerintah, khususnya di daerah, harus mengerahkan semua kekuatannya untuk mencegah semakin merosotnya masyarakat ke dalam lingkaran kemiskinan serta kesemrawutan hidup.
"Cegah agar kesadaran masyarakat tidak mudah dimanipulasi oleh berbagai kepentingan yang masuk lewat berbagai sarana dan media. Terutama anak-anak harus dijauhkan dari tayangan film dan game-game yang mengandung kekerasan," tandas Hj Riri Damayanti John Latief.
BACA JUGA:Raker dengan Menhub, Ini Rekomendasi Senator Riri
Wakil Ketua Bidang OPK BKMT Dewan Masjid Indonesia Provinsi Bengkulu ini menambahkan, semua konten kekerasan yang dipertontontan secara vulgar yang bertebaran di media hendaknya dihilangkan agar tidak meracuni pikiran masyarakat.
"Dengan adanya kasus-kasus yang terjadi selama ini sudah cukup bagi semua pihak untuk sama-sama bahu membahu mencegah agar fenomena kekerasan ini tidak menguat. Semua sendi-sendi luhur kehidupan berbangsa yang telah keropos harus diperkuat," demikian Hj Riri Damayanti John Latief. (**)