RK ONLINE - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu hingga saat ini masih berupaya mencari jalan keluar untuk mencukupi kuota Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bio solar hingga akhir tahun mendatang. Hal ini dilakukan mengingat ketersediaan kuota yang ada terus berkurang.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu, Ir. Mulyani menyampaikan, dari jumlah total kuota yang disediakan dari pemerintah pusat sebelumnya sebesar 111.970 kiloliter, tersisa sekitar 43 ribukilo liter untuk persediaan selama kurun waktu lima bulan saja.
"Sekarang sudah akhir bulan Agustus jadi dari 43 ribu kiloliter dikurangi saja sekitar 8 ribu kiloliter. Berarti saat ini masih tersisa sekitar 35 ribu kiloliter saja, " kata Mulyani, Selasa (30/8).
Kurangnya kuota ini berdampak besar pada situasi di lapangan, khususnya di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak (SPBU) yang banyak menumpuk kendaraan antre mendapatkan solar.
"Terkait banyak SPBU yang tutup itu karena demi keamanan karyawan dan keamanan bangunan SPBU itu sendiri atau agar tidak ribut dengan para supir. Ketika kondisi sudah normal kembali pasti akan buka kembali dan menyalurkan kembali," ujar Mulyani.
Usulan penambahan kuota sendiri telah dilakukan dan diajukan Pemprov Bengkulu ke pemerintah pusat maupun kementerian dan lembaga terkait. Namun usulan tersebut belum ada tindaklanjut atau persetujuan dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu).
Sebelumnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bengkulu, Drs. Hamka Sabri, M.Si mengatakan jika pihaknya sudah berkoordinasi dengan DPD RI terkait penyelesaian persoalan yang sedang terjadi saat ini. Dan akan dilakukan pengawasan distribusi BBM solar di setiap SPBU yang ada di wilayah Bengkulu.
"Surat pengajuan tambahan kuota sudah disampaikan ke pusat. Langkah strategis dalam kondisi saat ini DPD RI akan membentuk tim dan melakukan pengetatan pengawasan distribusi BBM solar subsidi ini," singkatnya.