Basarnas Masih Kekurangan Personel

Jumat 12-08-2022,09:00 WIB
Reporter : Gatot Julian
Editor : Andi Jamhari

Di Bengkulu Hanya ada 75 Orang

 

RK ONLINE - Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Henri Alfiandi menyebut saat ini pihaknya masih sangat kekurangan personel. Bahkan jumlahnya dinilai tidak sebanding dengan banyaknya jumlah penduduk serta wilayah-wilayah rawan bencana yang ada di Indonesia. 

"Seluruh wiayah Indonesia kekurangan personel, bisa dikatakan 1 orang menangani 80 orang karena personel Basarnas hanya 4.029 orang. Sedangkan penduduk Indonesia mencapai 270 juta dan di Bengkulu jumlah personel hanya ada 75 orang, " katanya saat melaksanakan kunjungan kerja ke Bumi Raflesia, Kamis (11/8). 

Terkait hal itu, Basarnas telah berkoordinasi dan bekerjasama dengan TNI/Polri, potensi SAR hingga relawan-relawan untuk menambah jumlah personel jika sewaktu-waktu terjadi bencana. Selain itu, ia juga mengimbau masyarakat yang memiliki jiwa kemanusiaan tinggi atau tergabung dalam relawan atau organisasi kemasyarakatan untuk siap membantu Basarnas saat dibutuhkan. 

"Kita harapkan masyarakat dan pihak terkait lainnya membantu jika terjadinya bencana seperti gempa atau bencana alam lainnya. Itu merupakan solusi yang sangat baik dalam kondisi saat ini," ungkapnya. 

Sementara itu, dalam kegiatan kunjungan kerja yang dilaksanakan untuk memastikan kesiapan Basarnas Bengkulu baik dari personel, sarana dan prasarana. Hal ini mengingat Provinsi Bengkulu menjadi salah satu wilayah perhatian penting karena memiliki tingkat kerawanan bencana yang sangat tinggi. 

"Kondisi geografis Bengkulu sangat unik, disini lengkap artinya potensi kecelakaan laut ada begitupun gempa bumi, tsunami dan bencana di pegunungan juga ada. Sehingga dalam kunjungan ini kita ingin melihat kerjasama  Basarnas Bengkulu dengan pemerintah daerah, serta peralatan dan kesiapan personelnya," papar Henri. 

Ia menambahkan, Bengkulu diutamakan dan penanganan bencana selalu diprioritaskan seperti wilayah lain di pulau Sumatera yakni Nias dan Padang, yang tercatat memiliki tingkat kerawanan bencana tinggi. 

"Untuk Bengkulu kurangnya personel yang ada kita memastikan sudah memiliki solusi mengatasi hal tersebut, begitupun dengan peralatan akan perlahan ditambah dari pemerintah pusat," demikian Henri. (gju)

Kategori :