RK ONLINE - Provinsi Bengkulu memiliki kepentingan strategis dengan sejumlah negara di kawasan Asean. Pasalnya, berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik Provinsi Bengkulu belum lama ini, sejumlah negara di kawasan Asean merupakan tujuan ekspor terbesar Provinsi Bengkulu setelah Tiongkok dan India.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, semakin terintegrasinya Indonesia dalam Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) harus membuat pemerintah daerah di tanah air harus siap dengan berbagai tantangan.
"Di Provinsi Bengkulu misalnya, pemerintah daerah bisa mempersiapkan provinsi ini sebagai tempat yang paling menarik dari sisi pariwisata sehingga orang mau ramai-ramai berinvestasi setelah melihat potensi pasar dan fasilitas pendukungnya yang memadai," kata Hj Riri Damayanti John Latief dalam peringatan Hari Ulang Tahun Asean atau Hari Asean 2022, Senin (8/8).
Kakak Pembina Duta Generasi Berencana (GenRe) BKKBN Provinsi Bengkulu ini menjelaskan, kesiapan pemerintah daerah sangat menentukan MEA dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
"Tolong laporkan ke DPD semua produk regulasi atau kebijakan-kebijakan yang tidak baik untuk pengembangan daya saing dan daya tahan Bengkulu dalam menghadapi pasar bebas Asean ini. Insya Allah kalau benar-benar merugikan akan segera diperbaiki," ujar Hj Riri Damayanti John Latief.
Alumni SMP Negeri 1 Kota Bengkulu ini menuturkan, telah terbangunnya jalan tol Bengkulu-Taba Penanjung belum cukup untuk meningkatkan daya saing Bengkulu di tengah-tengah MEA, mengingat selain tol tersebut belum sepenuhnya rampung, kondisi infrastruktur lainnya masih cukup tertinggal.
"Pelabuhan dan bandar udara harus dipastikan benar-benar kompatibel dengan MEA, termasuk bagaimana pengembangan pasar tenaga kerja dimana Indonesia posisinya masih tergolong rendah di Asean. Semua yang bisa mengganggu iklim bisnis mulai sekarang harus segera disingkirkan," tukas Hj Riri Damayanti John Latief.
Hari Asean diperingati untuk mengenang sejarah berdirinya ASEAN atau Association of Southeast Asian Nations (Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara) pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok oleh lima Negara Anggota, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura dan Thailand.
Setelah lima Negara Anggota tersebut lalu Brunei Darussalam bergabung pada tanggal 8 Januari 1984, Vietnam pada tanggal 28 Juli 1995, Laos dan Myanmar pada tanggal 23 Juli 1997, dan Kamboja pada tanggal 30 April 1999. Pada tahun 2007 telah ditandatangani Piagam Asean sehingga menjadi asosiasi yang berdasarkan hukum dan menjadi subyek hukum. (**)