RK ONLINE - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu dalam pelaksanaan Festival Tabut 2022 memastikan tidak ada aktivitas bazar bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) seperti pelaksaan tahun-tahun sebelumnya.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi Bengkulu, Saidirman, SE, M.Si melalui Sekretaris Dinas Almidianto, ST, M.Si mengungkapkan, ditiadakannya bazar lantaran waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan cukup lama sedangkan Festival Tabut tinggal beberapa hari lagi.
"Waktu yang diperlukan sangat singkat. Terlebih harus adanya proses lelang untuk pihak ketiga yang bertanggung jawab untuk bazar. Namun proses lelang membutuhkan waktu cukup lama, sedangkan tinggal 10 hari lagi pelaksanaan festival. Jadi tidak memungkinkan ada bazar," katanya Rabu (20/7) kemarin.
Selain permasalahan lelang, alasan lainnya yakni menghindari hal yang tidak diinginkan terjadi jika bazar dilaksanakan. Apalagi dengan aktivitas keramaian di lokasi lapangan Merdeka dapat memicu terjadinya berbagai persoalan serta di lokasi festival juga ada bangunan yang cukup membahayakan yakni View Tower.
"Untuk itu tidak ada aktivitas pameran dan bazar dan hanya festival yang dilakukan di panggung permanen," katanya.
Ia menambahkan, Festival Tabut sendiri masuk dalam Kharisma Event Nusantara (KEN) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI, sehingga pelaksanaan harus berstandar nasional.
"Dalam festival nantinya pak menteri pariwisata akan datang langsung, kita tidak ingin kondisinya tidak berjalan baik. Terlebih event ini dibawah kurasi dan pengawasan Kemenparekraf," tambahnya.
Selain itu, setiap pelaksaan festival akan dilaksanakan sesuai dengan agenda dari Keluarga Kerukunan Tabut (KKT) termasuk didalamnya terkait prosesi ritual.
"Untuk kelancaran kegiatan prosesi ritual dan festival kita telah menyiapkan sebesar Rp 140 juta untuk anggarannya," demikian Almidianto. (gju)