RK ONLINE - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu, Jumat (15/7) malam menerima kunjungan Menteri Perusahaan Perladangan dan Komoditas Kerajaan Malaysia, Datuk Hajah Zuraida Kamaruddin dan rombongan. Kunjungan tersebut disambut langsung Gubernur Bengkulu Dr. H. Rohidin Mersyah, M.MA di Balai Raya Semarak Bengkulu.
Kunjungan rombongan menteri Malaysia ke Bengkulu adalah untuk melihat peluang kerjasama dan investasi khususnya pada sektor perkebunan yang ada di wilayah Bengkulu seperti komoditas kelapa sawit, karet dan tanaman lainnya.
"Ini merupakan pertemuan awal yang sebelumnya kita telah mengutus perwakilan ke Malaysia dan disetujui untuk datang. Kami telah presentasikan potensi kerja sama yang ada di Bengkulu, seperti CPO potensinya lebih dari 1 juta ton pertahun dan produk turunannya belum ada sama sekali," kata Rohidin.
Termasuk komoditas karet, sawit dan limbahnya usai direplanting, tidak ada produk turunan karena pohonnya hanya bisa kita bakar. Sehingga perlu adanya upaya dalam memanfaatkan potensi yang ada.
"Inilah yang menjadi pertimbangan agar dapat dikelola menjadi industri perkayuan, furniture, dan sebagainya," ujar Gubernur Rohidin.
Walaupun baru tahap pertemuan awal dirinya berharap pertemuan yang dilaksanakan menjadi pembuka kerjasama bilateral kedua belah pihak.
"Mungkin nanti akan ada suatu kerjasama dengan Pemerintah Provinsi Bengkulu. Badan usaha milik Malaysia yang akan mengerjakan bekerjasama dengan BUMD atau pelaku-pelaku bisnis di Bengkulu seperti mengembangkan industri sawit, karet, kayu dan lainnya, kita harap akan dapat berhasil," lanjut Rohidin.
Sementara itu, Menteri Zuraida menanggapi positif atas rencana kerjasama bilateral ini dan menyatakan jika banyak potensi yang dapat diambil melalui pertemuan yang telah terlaksana.
"Banyak potensi yang ada di Bengkulu, selain itu infrastruktur telah didukung dengan baik," paparnya.
Selain itu, dengan adanya potensi besar sawit yang ada di Bengkulu hingga jutaan per tahunnya, Zuraida menyarankan agar sawit dikelola menjadi CPO dan turunannya tanpa harus terus mengekspor bahan mentahnya. Sehingga dapat menaikkan nilai yang ada dan dapat memberikan dampak positif bagi Bengkulu.
"Ketika diekspor dengan bahan sudah dikelola seperti minyak goreng maupun produk olehan lainnya, jelas akan memiliki nilai jual dan dapat menunjang perekonomian Bengkulu," kata dia.
Begitupun dengan komoditas karet, agar dapat dikelola dengan baik seperti menjadikan bahan baku landasan kapal terbang, pengganti aspal curah, hingga bahan lainnya. Lalu pada pemanfaatan kayu hasil replanting sawit atau karet dengan teknologi yang ada dapat dikelola menjadi furnitur. Apalagi pengelolaan tersebut akan berdampak terhindar dari bencana kebakaran hutan atau polusi udara.
"Ini merupakan hal yang baik, mulai dari alam sekitar, ekonomi, hubungan bilateral untuk sinergi kedua belah pihak. Dan jika ini terjadi akan menjadi kerja sama yang pertama," singkat Zuraida. (gju)