Sebelum Jadi Pesepakbola Terkaya di Dunia, Ternyata Masa Kecil Cristiano Ronaldo Begitu Suram
Sebelum Jadi Pesepakbola Terkaya di Dunia, Ternyata Masa Kecil Cristiano Ronaldo Begitu Suram--Internet
Sebelum Jadi Pesepakbola Terkaya di Dunia, Ternyata Masa Kecil Cristiano Ronaldo Begitu Suram
RK ONLINE - Cristiano Ronaldo dos Santos Aveiro lahir di São Pedro, Funchal, ibu kota pulau Madeira, Portugal, merupakan pesepakbola terkaya yang ada saat ini. Sebagai pemain yang telah memecahkan rekor transfer dan gaji di dunia dalam beberapa tahun belakangan, ternyata Cristiano Ronaldo di masa kecil memiliki kehidupan yang sangat sulit.
Lahir dan dibesarkan di Santo António. Cristiano Ronaldo adalah anak keempat atau anak bungsu dari Maria Dolores dos Santos Viveiros da Aveiro, seorang juru masak, dan José Dinis Aveiro, seorang petugas dinas pertamanan kota dan kit man paruh waktu.
BACA JUGA:Dipercaya Sebagai Waktu Terbaik, Ini Manfaat Olahraga Sore Hari
Nenek buyut dari pihak ayahnya, Isabel da Piedade, berasal dari pulau São Vicente, Tanjung Verde. Ronaldo memiliki seorang kakak laki-laki, Hugo, dan dua kakak perempuan, Elma dan Liliana Cátia "Katia".
Ibunya mengungkapkan bahwa, ketika ia sedang mengandung Ronaldo, ia ingin menggugurkan kandungannya itu karena masalah kemiskinan, ayahnya yang kecanduan berat alkohol dan juga karena sudah memiliki terlalu banyak anak, tetapi dokter menolak untuk melakukan prosedur tersebut. Ronaldo memeluk agama Katolik, dan dibesarkan di rumah Katolik yang miskin, berbagi kamar dengan semua saudara kandungnya.
BACA JUGA:Scan Belanjaan 2 Kali, Karyawan Indomaret di Kepahiang Kena Semprot Warga!
Ketika masih anak-anak, Ronaldo bermain untuk Andorinha dari tahun 1992 hingga 1995, di sana ayahnya bekerja sebagai kit man dan kemudian ia menghabiskan dua tahun bermain dengan Nacional. Pada tahun 1997, saat berusia 12 tahun, ia menjalani uji coba selama tiga hari dengan Sporting CP, yang mengontraknya dengan bayaran £1.500.
Cristiano Ronaldo kemudian pindah dari Madeira ke Alcochete, sebuah kota dekat Lisboa, untuk bergabung dengan akademi remaja Sporting. Pada usia 14, Ronaldo percaya ia memiliki kemampuan untuk bermain semiprofesional dan bersepakat dengan ibunya untuk menghentikan pendidikannya agar fokus sepenuhnya pada sepak bola.
BACA JUGA:Begini Cara KPU Kepahiang Distribusikan Logistik Pemilu 2024 ke TPS Sulit!
Meskipun populer di kalangan siswa lain di sekolahnya, Ronaldo dikeluarkan dari sekolah setelah melemparkan kursi ke arah gurunya, di mana menurut Ronaldo gurunya tersebut tidak menghormati dirinya.
Namun satu tahun kemudian, dirinya didiagnosis memiliki takikardia, suatu kondisi yang bisa memaksanya untuk berhenti bermain sepak bola. Ronaldo menjalani operasi jantung di mana laser digunakan untuk membakar beberapa jalur jantungnya menjadi satu, agar mengubah detak jantungnya ketika dalam keadaan istirahat. Ia pulang dari rumah sakit beberapa jam setelah operasi tersebut dan lanjut berlatih sepak bola beberapa hari kemudian.
Sumber: