Waspada, Penipuan Modus Baru Sasar Warung Kelontong

Waspada, Penipuan Modus Baru Sasar Warung Kelontong

DOK/RK : TERLIHAT : Seorang pria yang mengenakan helm tertangkap kamera CCTV, saat melakukan penipuan di warung milik Atik warga Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang. --

RK ONLINE - Masyarakat Kabupaten Kepahiang khusunya pemilik warung kelontong tampaknya harus lebih waspada terhadap aksi penipuan. Pasalnya modus penipuan yang terbilang baru menyasar pemilik warung kelontong. Seperti yang dialami oleh Atik (33) warga Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang.

 

Awalnya pelaku seolah - olah berbelanja sebungkus rokok dengan memerikan uang pecahan Rp 100 ribu. Namun setelah rokok dan uang kembalian diserahkan, pelaku mengembalikan rokok dan beralasan tak jadi membeli rokok. Namun uang kembalian yang diserahkan tak lagi utuh sehingga korban mengalami kerugian Rp 50 ribu.

 

Aksi pelaku yang mengendarai sepeda motor dan mengenakan helm saat berbelanja tersebut terekam oleh Closed Circuit Television (CCTV) yang terpasang di warung korban. Karena kerugian tak begitu besar, korban tidak melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Meski demikian aksi pelaku yang terekam disebarluaskan korban dengan harapan tak ada lagi korban akibat modus penipuan yang dilakukan oleh pelaku.

 

"Tidak saya laporkan ke polisi, karena kerugian saya hanya Rp 50 ribu. Hanya saja rekaman CCTv saja sebarluaskan, supaya tidak ada lagi korban lainnya dan pemilik warung lainnya juga berhati - hati, " ungkap Atik.

 

Ia menceritakan kejadian tersebut terjadi Sabtu (24/12) siang. Ketika itu seorang pria mengenakan helm dengan mengendarai sepeda motor datang ke warung miliknya dan kemudian berpura-pura membeli sebungkus rokok. Saat itu pelaku memberikan uang pecahan Rp 100 ribu.

 

BACA JUGA:Dinas Dikbud Bakal Inventarisir Seni dan Budaya

 

"Ketika saya memberikan rokok dan uang kembalian, pria tersebut langsung mengambil rokok dan uang kembaliannya. Tapi kemudian pelaku mengembalikan rokok dan sebagian uang kembaliannya dengan alasan tidak jadi membeli," cerita Atik.

 

Sumber: