Dihadiri 1.200 Peserta, Semangat Bela Negara dari Bumi Rafflesia

Dihadiri 1.200 Peserta, Semangat Bela Negara dari Bumi Rafflesia

FOTO/TIM RIRI : Anggota DPD RI, Hj. Riri Damayanti John Latief mengatakan, semangat bela negara saat ini sangat relevan untuk disuarakan.--

RK ONLINE - Bela negara tidak serta merta berarti mempertahankan negara dari ancaman serangan militer negara asing. Bela negara bukan sesuatu yang diwajibkan kepada seluruh warga negara seperti wajib militer, sebab orientasinya lebih banyak kepada upaya memperkuat rasa nasionalisme dan patriotisme.

 

Tetapi Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief menerangkan, semangat bela negara untuk saat ini sangat relevan disuarakan, mengingat meningkatnya konflik militer di seluruh dunia, munculnya gerakan separatis, maraknya bencana sebagai dampak perubahan iklim serta pelanggaran wilayah negara baik di darat, laut, udara, dan luar angkasa.

 

"Alhamdulillah semangat bela negara ini di Provinsi Bengkulu berlangsung dengan sangat baik dalam bentuk KBN (Kemah Bela Negara) yang dihadiri 1.200 peserta pramuka dari 22 provinsi sejak tanggal 16 Desember sampai 22 Desember 2022 nanti. Mari dukung dan sukseskan. Semangat Bela Negara dari Bumi Rafflesia," kata Hj Riri Damayanti John Latief pada momen Hari Bela Negara, Senin (19/12).

 

Alumni SMA Negeri 6 Kota Bengkulu ini optimis, KBN yang digelar di Bumi Rafflesia akan menumbuhkan sikap dan perilaku warga negara yang bergairah dalam mencintai tanah air, berkesadaran kebangsaan serta keyakinan yang betul akan pancasila sebagai ideologi negara.

 

"Dengan sikap dan perilaku seperti itu, insya Allah berbagai ancaman yang datang dari dalam muapun dari luar akan mampu teratasi dengan baik. Kalau semua warga ikut serta mempertahankan kedaulatan negara, insya Allah tidak ada yang akan membahayakan keselamatan bangsa dari segala ancaman," tandasnya.

 

Wakil Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Provinsi Bengkulu ini menuturkan, bila semangat bela negara ini kendur, maka tidak menutup kemungkinan negara akan jadi makanan empuk oleh elit global yang saat ini terancam mengalami resesi ekonomi.

 

"Sejak zaman penjajahan dahulu bangsa ini selalu diupayakan untuk dibuat terpecah agar mudah dikuasai, sumber alamnya dan juga manusianya. Melalui berbagai propaganda, sekarang paling banyak lewat tivi dan internet. Ini yang perlu kita antisipasi," ujar Hj Riri Damayanti John Latief.

 

Sumber: