Gunakan Infaq, Pembangunan Masjid Agung Dilanjutkan
DOK/RK : MASJID : Tampak masjid agung Kepahiang yang masih membutuhkan pembangunan--
RK ONLINE - Pembangunan Masjid Agung Baitul Hikmah Kabupaten Kepahiang mulai dilanjutkan. Pada tahap awal ini, pembangunan baru menggunakan anggaran yang terkumpul hasil infaq dan shadaqah yang nilainya mencapai Rp 200 juta lebih. Sengaja belum menggunakan dana hibah Rp 2 miliar, lantaran khawatir ada tupang tindih. Terlebih penggunakan dana hibah harus melalui kajian secara matang. Disampaikan Ketua Yayasan Masjid Agung Baitul Hikmah Kabupaten Kepahiang, Dr. Hartono, M.Pd dikonfirmasi Radar Kepahiang, Selasa (30/8) kemarin.
Dikatakan Hartono, untuk sekarang kelanjutan Masjid Agung Baitul Hikmah Kabupaten Kepahiang sudah mulai dilaksanakan dengan menggunakan anggaran Infaq dan shadaqah. Setelah tuntas, barulah dilanjutkan menggunakan anggaran hibah Rp 2 miliar. "Pembangunannya sudah mulai, tapi belum menggunakan dana hibah. Karena untuk penggunaan dana hibah kita tidak boleh tupang tindih, harus benar-benar teliti," kata Hartono.
Menurutnya, panitia terlebih dahulu memastikan pembangunan yang harus didahulukan untuk kepentingan beribadah. "Memang kesepakatan yayasan, untuk sejumlah fasilitas masjid agung akan dilakukan perbaikan. Berkaitan dengan kenyamanan dalam menjalankan ibadah. Misalnya tempat wudhu, pengecatan dan sejumlah fasilitas lainnya. Intinya pembangunan dilakukan secara bertahap sesuai anggaran yang tersedia," ujar Hartono.
Untuk pembangunan menggunakan dana hibah, diterangkan Hartono, dengan anggaran Rp 2 miliar dimungkinkan pembangunan 2 menara tidak dilanjutkan. Alasan lainnya, karena kondisi 2 menara sudah termakan usia sehingga sulit untuk dilanjutkan pembangunannya. "Sementara untuk tiang itu (Menara, red) kemungkinan besar akan kita robohkan. Karena itu sudah masuk dalam aset yayasan, saya rasa tak perlu lagi untuk dilakukan penghapusan aset," demikian Hartono.
Untuk diketahui, pada TA 2022 Yayasan Masjid Agung Kepahiang mendapat hibah Rp 2 miliar untuk melanjutkan pembangunan. Sementara itu pada tahun
anggaran sebelum-sebelumnya, sudah banyak APBD yang tersedot untuk pembangunan masjid agung. Pada TA 2017 dibangun oleh PT. Pondasi Alam Karya dengan nilai kontrak 4.980.54.000 dan dilanjutkan kembali oleh PT. Jasa Cerah Mentri nilai kontrak Rp 4.891. 950.000. Pada TA 2019 dibangun PT. Finsa Bersaudara dengan nilai kontrak 9.795.407.000. Kemudian TA 2020 pembangunan masjid agung dilaksanakan oleh yayasan dengan anggaran awalnya Rp 5 miliar yang kemudian dipotong menjadi Rp 3,5 miliar lantaran pandemi Covid-19.
Sumber: