Menko Perekonomian Minta Bengkulu Waspada PMK

Menko Perekonomian Minta Bengkulu Waspada PMK

DOK/RK : Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartanto--

RK ONLINE - Provinsi Bengkulu saat ini telah masuk dalam salah satu wilayah penyebaran wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak berkuku belah. Walaupun jumlah kasus masih terbilang rendah pemerintah dan pihak terkait diminta untuk waspada dan antisipasi penyebaran lebih luas. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Republik  Indonesia, Dr. Ir. Airlangga Hartarto, M.BA, M.MT dalam kunjungannya ke Bengkulu, Sabtu (25/6) meminta agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu untuk waspada penyebaran PMK walupun persentase penyebaran masih rendah. 

"Provinsi Bengkulu termasuk salah satu provinsi yang terdapat penyebaran PMK. Walupun persentase rendah, kita tidak boleh tidak waspada," ujarnya. 

Lebih lanjut, penyebaran kasus PMK harus diperhatikan termasuk juga vaksinasi ternak, serta tidak boleh ada hewan yang berpindah antar tempat terutama dari wilayah penyebaran PMK.

"Semua ini penting diperhatikan untuk pencegahan dan antisipasi PMK," singkatnya.

Sementara itu, dalam upaya mengatasi penyebaran PMK yang saat ini kian meluas, pemerintah melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berencana membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanganan (PMK) di sebagian wilayah khususnya daerah yang memiliki kasus. Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu, drh. Muhammad Syarkawi mengatakan pihaknya saat ini menunggu arahan dari pemerintah pusat terkait pembentukan Satgas Penanganan PMK. 

"Kami masih menunggu regulasi pembentukan Satgas PMK di kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu. Jika sudah ada kebijakan akan kita bentuk," katanya.

Keberadaan Satgas Penanganan PMK ini nantinya memiliki tugas untuk mempercepat penanganan wabah PMK dengan beberapa kebijakan mulai dari pemeriksaan, vaksinasi hingga pengawasan lalu lintas hewan ternak antar provinsi.

"Namun untuk pembentukan Satgas ini kita menunggu instruksi pusat dulu," ujar Syarkawi. 

Sementara itu, berdasarkan catatan Disnaskeswan Provinsi Bengkulu, hingga Jumat (24/6) kasus PMK di wilayah ini telah mencapai angka 447 ekor dengan total kesembuhan sebanyak 70 ekor dan kasus hewan positif yang mati sebanyak 2 ekor. Dalam upaya antisipasi penyebaran kasus PMK, Pemprov Bengkulu telah melakukan berbagai kebijakan seperti menutup jalur lalu lintas dan mobilisasi ternak dari luar daerah.

Pemprov Bengkulu sendiri telah mendapatkan alokasi sebanyak 4.000 dosis PMK tahap pertama yang akan difokuskan untuk 4 kabupaten terdampak, dengan setiap kabupaten dialokasikan masing-masing 1.000 dosis. 

Pewarta : Gatot Julian/Krn

Sumber: