Pelanggan Protes, Laporan Air Macet Diabaikan Oknum Pegawai PDAM

Pelanggan Protes, Laporan Air Macet Diabaikan Oknum Pegawai PDAM

RK ONLINE - Pelanggan PDAM Tirta Alami khususnya di Desa Peraduan Binjai dan Penanjung Panjang Kecamatan Tebat Karai Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu kembali mengeluhkan air yang mati. Tidak hanya sekali atau 2 kali saja, kondisi demikian dikabarkan sudah terjadi selama 6 hari. Miris bukannya diperbaiki segera, laporan masyarakat terkait kondisi air yang tidak mengalir ini malah terkesan diabaikan oleh oknum pegawai PDAM. "Sudah 6 hari air PDAM kami warga Binjai dan Penanjung Panjang ini mati. Sudah dilaporkan tapi sama sekali tidak digubris," sesal YL, salah satu pelanggan PDAM asal Peraduan Binjai. Dijelaskan YL kalau sebelumnya sebagai seorang pelanggan, dirinya sempat menghubungi JK, salah satu pegawai PDAM Tirta Alami untuk mempertanyakan persoalan air yang tidak mengalir ini. Namun sayang bukannya mengangkat telfon, JK diduga memilih mengabaikannya dan mematikan Hp miliknya. Sempat dihubungi via WhatsApp, pesan yang terkirim hanya dibaca oleh oknum pegawai PDAM ini dan tidak pernah dibalas. "Jangankan untuk memperbaikinya, pesan saya hanya dibaca dan dibalas saja tidak. Kami ini pelanggan yang harusnya kepentingan kami menjadi prioritas mereka," tandasnya. Baca juga : Aklamasi, Edwar Duduki Jabatan Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Dikonfirmasi terpisah, Plt. Direktur PDAM Tirta Alami Kabupaten Kepahiang, Arminsyah, SE melalui Kabid Perencanaan, Dedi Afrian langsung membantah dugaan krisis air bersih di wilayah Kecamatan Tebat Karai ini. Karena menurut Dedi, saat ini kondisi air PDAM di wilayah Tebat Karai sudah jauh lebih banyak dari biasanya. "Namun untuk oknum pegawai PDAM ini, kami akan konfirmasi langsung kepada yang bersangkutan dan kejadian ini akan kami laporkan kepada Dirut terlebih dahulu. Terkait tindak lanjutnya, biar Dirut yang memutuskan," terang Dedi. Mengenai jumlah air di Kecamatan Tebat Karai, Dedi memastikan kalau saat ini tidak akan kekurangan untuk pelanggan. Maka dari itu jika masih terdapat keluhan seperti di atas, Dedi menduga kuat kalau ada persoalan macet dalam prosedur pembayaran. "Mungkin saja pelanggan ini telat bayar atau memang belum bayar sama sekali. Sehingga terpaksa airnya kami matikan," tutupnya. Pewarta : Jimmy Mayhendra

Sumber: