Solar Dijual Tanpa Batas, SPBU Diinstruksikan Disiplin dan Berlaku Adil

Solar Dijual Tanpa Batas, SPBU Diinstruksikan Disiplin dan Berlaku Adil

RK ONLINE - Sulitnya masyarakat untuk mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar saat ini, menuai perhatian khusus dari Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Perindag Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Bahkan selain harus disiplin, Disperkop UKM juga menegaskan kalau penjualan BBM Solar di Kabupaten Kepahiang dilakukan pengelola SPBU dengan adil Kepala Disperkop UKM Kabupaten Kepahiang, Jan Johanes Dalos, S.Sos mengatakan kalau disiplin dalam penjualan ini maksudnya adalah, pihak SPBU harus menjual Solar sesuai dengan ketentuan yang diberlakukan. Diantaranya mengedepankan budaya antre, tidak menjual Solar kepada pedagang eceran serta memastikan tidak ada pembeli yang datang mengantre secara berulang. "Pihak SPBU wajib memperhatikan pembeli. Jangan sampai ada yang berulang kali mengantre yang pada akhirnya, bisa berujung pada penimbunan," tegas Jan Dalos. Salah satu langkah yang harus dilakukan pengelola SPBU lanjut Jan Dalos, adalah mencatat nomor polisi kendaraan yang datang mengantre BBM jenis Solar di masing - masing SPBU. Sebab dengan cara ini, dapat memperkecil kemungkinan adanya indikasi penimbunan. "Kami tidak akan tinggal diam. Tim sudah diturunkan untuk memantau penjualan BBM Solar di Kabupaten Kepahiang," bebernya. Sedangkan untuk adil dalam penjualan menurut Jan Dalos, pihak SPBU dituntut untuk bijaksana dalam mengatasi kesulitan ini. Yakni dengan cara memastikan kalau masing - masing pembeli yang sudah lama mengantre, dapat kebagian dan tidak pulang dengan tangan kosong. "Bila perlu batasi setiap pembelian. Sehingga semua yang datang dan mengantre seharian, bisa pulang membawa hasil," tukasnya. Baca juga : Sudah Digorok dan Ditikam Korban Masih Sempat Melawan Sementara itu saat dikonfirmasi terpisah pengawas SPBU Kelobak Kecamatan Kepahiang Kabupaten Kepahiang, Nanang Suryani mengungkapkan kalau antrean panjang yang terjadi saat ini, bukan kesalahan dari manajemen mereka. Namun menurutnya, antrean panjang ini terjadi lantaran jumlah stok Solar yang mereka terima sangatlah minim. "Karena memang jatah untuk setiap SPBU itu sudah ditentukan dari pusat. Kami hanya menerima dan menjualkannya saja," ujar Nanang. Lebih lanjut dikatakannya jika untuk BBM jenis Solar, SPBU mereka mendapatkan jatah suplay dari 8 ton - 16 ton/hari. Namun belakangan ini suplay Solar yang masuk lebih banyak 8 ton/hari. Sedangkan yang 16 ton hanya disuplay di awal bulan saja. "Minggu pertama ada 2 kali 16 ton. Kemudian pertengahan bulan ada 1 kali. Tapi dari pertengahan hingga menjelang akhir bulan ini, suplay Solar yang masuk hanya 8 ton/hari," sesalnya. Disinggung terkait batasan jumlah pembelian, Nanang mengakui kalau selain kapasitas tangki kendaraan, mereka sama sekali tidak memberikan batasan kepada pembelian Solar di SPBU mereka. Sehingga tidak jarang masyarakat yang sudah mengantre lama, harus rela pulang dengan tangan hampa. "Tidak ada batasan. Selagi masih muat dalam tangki kendaraannya, sah - sah saja," terang Nanang. Namun untuk mengantisipasi potensi penimbunan, pengawas SPBU Kelobak ini mengaku selalu mencatat nomor polisi kendaraan yang datang mengantre. Tidak hanya itu saja, menurut Nanang nomor Hp masing - masing pembeli juga ikut dicatat secara online. "Kalau tidak ada nomor Hp dan nomor polisi, Solar tidak akan kami berikan. Karena nomor polisi dan nomor Hp itu akan dicatat dan dilaporkan secara online," pungkasnya.   Pewarta : **

Sumber: