Disway banner

Harga Kopi Cenderung Turun, Dipengaruhi Tarif Impor?

Harga Kopi Cenderung Turun, Dipengaruhi Tarif Impor?

Harga Kopi Cenderung Turun, Dewan Kepahiang Dorong RUU Penghapusan Tarif Impor Kopi Disahkan!--Reka Fitriani

Radarkepahiang.id - Harga komoditas kopi setiap tahunnya cenderung mengalami fluktuasi, penurunan harga kopi tak urung membuat para petani khawatir. Begitu juga dikalangan para pengusaha, atau pengepul kopi di Kabupaten Kepahiang.

BACA JUGA:Update Program BETV, Caranya Scan Ulang STB Digital

BACA JUGA:Aplikasi Penghasil Uang Tanpa Modal, Dapatkan Saldo DANA Gratis Rp450.000

Salah satu pengusaha kopi di Kabupaten Kepahiang  Nendi Sepriadi, S.Sos M.Si Minggu 21 September 2025 mengatakan, 2 pekan ini harga komoditas kopi cenderung mengalami penurunan. Yakni mencapai Rp10.000, semula harga kopi diangka Rp63.000 per kilogramnya, saat ini hanya Rp53.000 per kilogramnya.

 

"Dua pekan ini penurunannya cukup drastis, mencapai Rp10.000 dari Rp63.000 menjadi Rp53.000 perkilogramnya," kata Nendi.

BACA JUGA:MENYALA! Harga Cabai di Kepahiang Tembus Rp70 Ribu/Kg

BACA JUGA:Komitmen Pemkab Kepahiang Optimalkan Pengamanan BMD, Bakal Tarik Randis Tak Sesuai Ketentuan

Penurunan harga kopi ini, dikatakan Nendi akibat dampak dari berita Washington, yakni mengenai tarif impor. Tarif impor kopi ini nantinya justru cenderung menaikkan harga kopi global, bukan menurunkannya, karena menambah biaya impor yang kemudian dibebankan kepada konsumen di negara tujuan, seperti Amerika Serikat.

 

Meskipun ada tekanan penurunan harga dari beberapa faktor lain, pengenaan tarif oleh suatu negara akan menaikkan biaya importir, membuat pasar konsumen lebih mahal, dan menciptakan ketidakpastian bagi eksportir negara pemasok.

BACA JUGA:Word Master, Aplikasi Penghasil Uang Hasilkan Saldo DANA

BACA JUGA:Soal Durasi Kontrak Kerja PPPK Paruh Waktu, Pemkab Kepahiang Tunggu Keputusan BKN!

"Ini akibat dari berita Wanshington yang mana DPR meminta pemerintah berencana akan mengesahkan RUU tentang penghapusan tarif impor kopi oleh Kongres AS jadi investor cenderung mengantisipasi bahwa biaya impor tersebut turun," ujar Nendi.

Sumber: