RK ONLINE - Gubernur Bengkulu, Dr. H. Rohidin Mersyah, MMA mengatakan tidak sesuainya kuota BBM subsidi yang didapat Pemprov Bengkulu dengan usulan yang disampaikan merupakan hal wajar dan terjadi secara menyeluruh secara nasional.
"Seluruh Indonesia juga seperti itu. Pemerintah tidak serta merta memberikan tambahan sesuai usulan, semua daerah seperti itu. Karena pemerintah mengkaji sekarang, seperti apa fluktuatif harga BBM ini karena sangat dinamis," kata Rohidin, Rabu (12/10).
Dengan perkiraan BBM yang didapat tersebut hanya sampai bulan November, dirinya meminta masyarakat untuk tetap tenang. Hal ini mengingat kondisi yang ada terjadi secara menyeluruh, sehingga pemerintah akan mengambil kebijakan yang terbaik dalam mengatasinya.
"Ini bukan kita saja. Belum tentu, tunggu dulu inikan baru bulan Oktober dan nanti November bisa tahu. Tidak mungkin BBM itu tidak ada, itu prinsipnya," singkatnya.
Sebelumnya, untuk mengatasi agar kuota yang ada dapat mencukupi dan tidak habis sebelum bulan Desember 2022, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu bersama pihak terkait lainnya akan melakukan berbagai upaya. Salah satunya melaui upaya pengetatan pengawasan distribusi BBM subsidi dilapangan.
BACA JUGA:Usulan Tambahan BBM Subsidi Diakomodir
"Tambahan kuota ini harus cukup sampai akhir Desember ini. Jadi kita akan tetap memperketat pengawasan agar pengguna BBM subsidi benar-benar tepat," singkat Kepala ESDM Provinsi Bengkulu, Ir. Mulyani.
Diketahui, penambahan kuota BBM subsidi dilakukan secara nasional, per 1 Oktober 2022 lalu. Pemerintah pusat mengalokasikan tambahan kuota BBM subsidi untuk jenis solar/biosolar sebanyak 6,86 juta Kiloliter (Kl) dan Pertalite sebanyak 2,93 juta Kl. Untuk Provinsi Bengkulu mendapatkan alokasi tambahan kuota BBM subsdidi jenis solar sebesar 6.018 Kl dan 61.625 Kl untuk Pertalite. Jumlah yang didapat jauh lebih sedikit dari usulan yang sebelumnya diusulkan.