RK ONLINE - Saat masyarakat tengah bersiap melaksanakan aktivitas harian, sekira pukul 06.46 WIB pada Rabu (20/7) kemarin, gempa bumi tektonik mengguncang Bengkulu. Analisis BMKG, gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,5 berlokasi di laut pada jarak 64 KM arah Barat Daya Kota Bengkulu.
Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Hj Riri Damayanti John Latief mengatakan, meski terasa cukup kencang, namun ia belum mendapatkan laporan adanya korban jiwa atau bangunan yang roboh akibat gempa bumi yang terjadi.
"Alhamdulillah masih Allah selamatkan banyak dari harta benda dan jiwa yang ada. Banyak yang was-was karena selain getarannya keras, juga karena gempabumi besar pernah terjadi dan menyisakan banyak duka di tengah-tengah warga Bengkulu," kata Hj Riri Damayanti John Latief.
Plt DPD Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Bengkulu ini mengimbau agar masyarakat tetap bertawakal kepada Allah subhanahu wata'ala dan tidak mudah percaya dengan hoaks atau isu-isu liar yang tak dapat dipertanggungjawabkan.
"Baru-baru ini jembatan ambrol dan beberapa rumah amblas di Pantai Amurang Minahasa Selatan lalu dikait-kaitkan dengan cuaca ekstrem, iklim ekstrem, atau aktivitas kegempaan, padahal BMKG belum kasih pengumuman resmi. Hati-hati dengan berita-berita yang tidak benar dan bikin panik," pesan Hj Riri Damayanti John Latief.
Wakil Ketua Bidang OPK BKMT Dewan Masjid Indonesia Provinsi Bengkulu ini mengingatkan pentingnya pemerintah untuk memeriksa kembali setiap struktur bangunan di daerah rawan gempa aman untuk ditinggali serta peralatan-peralatan mitigasi bencana seperti jaringan instrumen pemantau dan lain sebagainya.
"Gempa bumi yang sudah terjadi jadikan pengamalan untuk menghadapi berbagai kemungkinan di hari kemudian. Kesiapan ini penting dalam mitigasi setelah dengan menjalankan perintah Allah dan meninggalkan maksiat," sampainya.
Alumni Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini menambahkan, besarnya potensi bencana di Indonesia tidak seharusnya membuat DPR menghentikan pembahasan revisi Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.
"Sejak dulu saya menyayangkan hal ini, karena menurut ahli bisa menghambat upaya penanggulangan bencana di Indonesia. Mudah-mudahan ke depan regulasi ini bisa diusulkan kembali," demikian Hj Riri Damayanti John Latief.
Dilansir dari BMKG, gempa yang terjadi di Bengkulu hari ini dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang.
Di sejumlah daerah seperti Kepahiang dan Bengkulu Utara, gempa dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi. Sementara di Mukomuko getaran dirasakan nyata dalam rumah seakan akan truk berlalu.
BKMG mengimbau masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya serta menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. (**)