Putus Mata Rantai Thalasemia dengan Skrining

Kamis 21-07-2022,12:52 WIB
Reporter : Reka Fitriani
Editor : Andi Jamhari

RK ONLINE - Thalasemia adalah penyakit kelainan sel darah merah dengan kondisi jumlah hemoglobin yang berada di bawah normal. Thalasemia terjadi akibat gangguan pembentukan rantai globin yang merupakan komponen sel darah merah.

Secara klinis, thalasemia dibagi menjadi tiga. Pertama  thalasemia mayor. Di mana pasien memerlukan tranfusi darah yang rutin dan seumur hidupnya. Kedua thalasemia intermedia. Yakni pasien membutuhkan tranfusi tetapi tidak rutin. Ketiga, pembawa sifat thalasemia.

Yaitu pasien tanpa gejala dan secara kasat mata tampak normal.Di Kabupaten Kepahiang sekitar 14 warga yang mengidap thalasemia yang mayoritas adalah anak-anak dan remaja. Meski tidak dapat disembuhkan, Wakil Bupati Kepahiag, H. Zurdi Nata, S.Ip mengajak masyarakat untuk memutus mata rantai thalasemia, melalui beberapa pencegahan seperti melakukan skrining.

"Langkah pencegahan untuk memutus mata rantai thalasemia adalah dengan melakukan skrining dini, seperti pada pasangan yang ingin merencanakan kehamilan, pasangan pranikah untuk menjalani tes darah untuk melihat hemoglobin dan melihat profil sel darah merah. Skrining thalasemi, konsultasi genetik serta pemeriksaan prenatal," jelas Wabup.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kepahiang, H. Tajri Fauzan, SKM MM menjelaskan, dari total 14 penderita thalasemia di Kabupaten Kepahiang, beberapa diantaranya masih anak-anak berusia 2 tahun. Pemkab dalam hal ini, kata Tajri merupakan penggerak, bersama dengan organisasi kemasyarakatan, yayasan dan pribadi masing-masing untuk ikut peduli dengan penyandang thalasemia.

"Yang jelas Pemkab Kepahiang, organisasi kemasyarakatan, bahkan pribadi kita untuk kita peduli dengan penyandang thalasemia ini, agar mereka semangat menjalani hidup dan bisa menikmati masa kecil seperti yang lain. Upaya lain untuk pencegahan adalah langkah-langkah skrining awal," tutup Tajri. (rfm)

Kategori :

Terkait