RK ONLINE - Hingga Kamis (23/6/22) sore, jajaran Polsek Kabawetan dan Satreskrim Polres Kepahiang Polda Bengkulu masih mendalami kasus pencurian Chromebook (Laptop) di SMPN 1 Kabawetan. Menarik, raibnya 47 unit Chromebook yang bernilai ratusan juta rupiah ini, menyisakan sejumlah tanda tanya. Sebab pantauan langsung Radarkepahiang.id di lokasi, seperti dilakukan oleh mahluk gaib, aksi pencurian yang sudah dilaporkan ke Polsek Kabawetan ini, sama sekali tidak meninggalkan jejak atau menimbulkan kerusakan pada bagian bangunan sekolah.
Awalnya tindak pidana pencurian ini pertama kali diketahui oleh salah satu guru SMPN 1 Kabawetan ini sendiri. Dirinya yang saat itu berniat melakukan pengecekan terhadap Wi Fi sekolah yang gangguan, dikejutkan dengan pemandangan yang tidak biasa. Chroomebook yang biasanya disusun rapi di atas meja, saat itu sudah raib dan tidak diketahui keberadaannya.
"Saya baru mengetahui kejadian ini, setelah mendapat informasi dari salah satu guru," terang Kepala SMPN 1 Kabawetan, Drs. Wiyanto.
Mengetahui kejadian ini lanjut Wiyanto, dirinya langsung menyambangi Polsek Kabawetan dan melayangkan laporan yang kemudian langsung ditindaklanjuti kepolisian, dengan cara menyambangi lokasi kejadian dan melakukan olah TKP. Namun masih dari pantauan Radarkepahiang.id, saat petugas turun ke lokasi dan melakukan olah TKP, tidak menemukan adanya tanda - tanda pelaku yang masuk paksa ke dalam ruangan yang biasa dikunci menggunakan gembok ini. Bahkan bagian trali besi jendela masih terlihat rapi.
"Ada 1 gorden yang hilang. Dugaannya 47 unit Chromebook tersebut dibawa pelaku menggunakan gorden tersebut," ujar Wiyanto.
Lebih lanjut dikatakan Wiyanto, selain 47 unit Chromebook yang hilang tersebut, ruangan di gedung sekolah yang menjadi tempat penyimpanan Chromebook ini juga dipenuhi komputer dan Infokus. Hnaya saja setelah dilakukan pemeriksaanpascakejadian, Infokus dan komputer ini dipastikan tidak hilang dan masih lengkap di dalam ruangan.
"Di dalam ruangan tersebut ada puluhan unit komputer dan 1 Infokus. Kecuali Chromebook, semuanya masih ada di tempat," tutupnya.
Dikonfirmasi pascapemeriksaan, Tamzis petugas jaga SMPN 1 Kabawetan mengatakan, ketika sekolah sudah tidak berpenghuni dirinya selalu memeriksa setiap ruangan. Hanya saja menurutnya, selama ini dirinya tidak pernah masuk ke dalam ruangan karena hanya memastikan pintu dan jendela sudah tertutup saja.