Kurangi Risiko Kerugian Petani

Selasa 15-02-2022,04:02 WIB
Reporter : Rakep Online
Editor : Rakep Online

RK ONLINE - Petani di banyak daerah masih kerap mengalami penurunan produktivitas pertanian. Kurangnya akses informasi petani terhadap ketidakpastian iklim dan cuaca menjadi beberapa penyebabnya. Berbagai cara dilakukan satu diantaranya dengan menerapkan digital farming. Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kepahiang, Hernawan, S.PKP melalui Kabid Hortikultura, Budi Sp mengatakan, digital farming dimaknai sebagai program agar petani dapat mengelola sektor pertanian dengan berbasis bantuan digital agroteknologi sejak dini. Dijelaskan Budi, permasalahan pupuk hingga pola tanam dan ramalan cuaca menjadi beberapa faktor yang menentukan produktivitas pertanian. Terlebih cuaca memegang peranan penting yang menentukan kapan cocoknya memulai masam tanam. "Digital farming menggunakan alat sensor tanah dan udara berbasis android. Dengan alat ini petani dapat memantau kondisi tanah dan udara secara realtime. Misalnya terkait prediksi cuaca. Kalau curah hujan sedang tinggi, sebaiknya proses penanaman ditunda. Untuk pemupukan, aplikasi akan memberikan informasi kapan pemupukan akan dilakukan," jelas Budi. Selain memprediksi kemungkinan hujan dan mendeteksi PH tanah mengenai waktu yang tepat untuk melakukan pemupukan terhadap tanaman, digital farming juga dapat memprediksi serangan hama dan penyakit pada tanaman. Tak hanya meningkatkan produktivitas pertanian, penerapan digital farming dapat menekan biaya produksi untuk setiap hektare lahan. "Penghematan paling banyak diperoleh dari pemupukan. Dengan informasi yang disampaikan digital farming, petani tahu kapan harus melakukan pemupukan. Selain itu ketika kondisi PH tanah berada di kisaran normal, maka tidak perlu menggunakan pupuk berlebih," singkat Budi.   Pewarta : Reka Fitriani/Krn

Tags :
Kategori :

Terkait