RK ONLINE - Pasokan obat ke RSUD Kepahiang sempat tersendat akibat utang yang terjadi sejak 2018 lalu. Namun, Direktur RSUD Kepahiang dr. Febi Nursanda mengatakan utang Rp 2 miliar yang terjadi 3 tahun terakhir sudah dibayar bertahap. Terakhir dicicil Rp 700 juta sehingga membuka log distribusi obat dari perusahaan obat ke rumah sakit. "Saat ini distribusi obat dari perusahaan ke rumah sakit sudah kembali lancar. Terjadi tunggakan obat karena sistemnya ambil dulu baru bayar. Yang jelas mengenai utang obat sudah kami cicil dari penghasilan BLUD," jelas Febi. Nilai utang Rp 2 miliar terjadi sejak tahun 2018 hingga 2021 lalu. Ia mengaku kurang mengetahui apa yang menjadi penyebab terhutangnya obat-obatan tersebut. Namun dipastikannya, utang obat tersebut akan tetap menjadi tanggungjawab rumah sakit untuk melunaskannya. "Mengantisipasi obat-obatan yang belum didistribusikan dari perusahaan, beli dulu ke apotek dan nantinya akan diklaim. Sebenarnya kami tidak ingin ini terus terjadi. Walau demikian utang obat-obatan tetap akan dilunasi," jelas Febi. Disisi lain, Febi menjelaskan jika alokasi dana obat pada tahun anggaran 2022 ini tidak dialokasikan dari dana alokasi umum (DAU) APBD. Namun dialokasikan dari penghasilan BLUD. Hal ini agar ketersediaan obat-obatan untuk pelayanan terhadap pasien di rumah sakit tetap optimal. "Walaupun dana obat tidak dialokasikan dari DAU APBD, rumah sakit harus memastikan ketersedian obat-obatan tetap ada. Meski ada yang harus dibeli di apotek karena beberapa merk tidak ada di rumah sakit," jelas Febi. Pewarta : Reka Fitriani/Krn
Akibat Utang, Distribusi Obat ke RSUD Sempat Tersendat
Kamis 20-01-2022,03:30 WIB
Editor : Rakep Online
Kategori :