RK ONLINE - Lebih dari satu tahun pandemi covid-19 sudah membuat Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) lambat bertumbuh. Bahkan pandemi yang dimulai sejak tahun 2020 ini, menimbulkan efek ekonomi berantai di tengah masyarakat dengan jatuhnya daya beli dan sentimen negatif terhadap berbagai lini bisnis lainnya. Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) Hj. Riri Damayanti John Latief mengatakan kalau seiring terus melandainya penyebaran virus covid-19, ekonomi Bengkulu juga telah perlahan - lahan mulai membaik. "Walau dengan prokes yang ketat, pertemuan-pertemuan sudah kembali digelar, hotel-hotel mulai penuh, penerbangan mulai ramai, wisatawan dari berbagai provinsi sudah banyak yang datang ke Bengkulu. Ini sinyal positif bagi UMKM untuk menghebat di 2022 nanti," kata Riri, Senin (27/12/21). Wakil Ketua Umum BPD HIPMI Provinsi Bengkulu ini menekankan, meski ekonomi global saat ini masih diliputi ketidakpastian, namun UMKM relatif tetap mampu bertahan bahkan ia yakini mampu bangkit selama menjalankan strategi yang inovatif dan kreatif. "Kuncinya ada di pemanfaatan teknologi. Jangan lagi terpaku bahwa yang namanya pasar itu adalah pusat-pusat keramaian, tempat-tempat wisata dan tempat-tempat strategis. Sekarang internet sudah membentangkan pasar untuk semua produk terjual di seluruh dunia," ungkap Riri. Baca juga : Rp 100 Juta Jadi Penentu Nasib Program Digital Liberary Alumni Magister Manajemen Universitas Bengkulu mengajak agar seluruh pelaku UMKM di Bumi Rafflesia, senantiasa meningkatkan mutu dan kualitas produknya dengan memperhatikan keamanan, keselamatan, kesehatan dan lingkungan. "Jadikan kelemahan dan kegagalan di era sebelum pandemi Covid sebagai pembelajaran. Selalu cermati selera pasar. Tingkatkan daya saing produk. Saya akan minta ke pemerintah untuk terus memberikan insentif untuk kemajuan UMKM," paparnya. Wakil Ketua Bidang Organisasi dan Pengembangan Kelembagaan BKMT Dewan Masjid Indonesia Provinsi Bengkulu ini menambahkan, tak kalah penting bagi UMKM adalah memanfaatkan perkembangan pasar halal atau pasar syariah yang tengah mendunia. "Bengkulu sangat kental dengan nilai-nilai religiusitas. Batik Besurek menunjukkan semangat religi, festival tabut begitu juga. Jadi cocok kalau UMKM mengembangkan semangat religiusitas ini. Saya yakin UMKM Bengkulu mampu menjawab tantangan ini," demikian Riri. Untuk diketahui, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Perekonomian Bengkulu menurut besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku, mencapai Rp 19,88 triliun pada kuartal III 2021. Angka ini tumbuh 2,47 persen menjadi Rp 11,89 triliun pada kuartal III 2021 dibanding kuartal III 2020 (Year on Year). Termasuk secara kumulatif periode Januari - September 2021, ekonomi Bengkulu tumbuh 2,36% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya (Cumulative to Cumulative). Naiknya harga batu bara, berjalannya proyek infrastuktur, tumbuhnya sektor pertanian, perdagangan besar dan eceran mampu menopang PDRB serta menjadi penggerak perekonomian Bengkulu periode Juli-September 2021. Pewarta : **/Rls/Adv
Penyebaran Covid Melandai Sinyal Positif Bagi UMKM 2022
Senin 27-12-2021,10:29 WIB
Editor : Rakep Online
Kategori :