RK ONLINE - Di tengah bencana non alam berupa pandemi covid-19 yang belum sepenuhnya terselesaikan, bencana alam masih terus datang silih berganti di Provinsi Bengkulu. Misalnya beberapa saat yang lalu dilaporkan puluhan rumah di Desa Gunung Selan Bengkulu Utara rusak diterpa angin puting beliung, seorang pelajar tewas karena terseret arus gelombang tinggi di Pantai Berkas dan gempa bumi mengguncang Bengkulu. Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (dpd ri) Hj. Riri Damayanti John Latief menekankan bahwa peristiwa bencana di Bengkulu akhir-akhir ini, menunjukan jika pengesahan Rancangan Undang-undang tentang penanggulangan bencana yang kini tengah dibahas di parlemen sangatlah penting. "Bencana ini nggak hanya di Bengkulu, tapi sejak awal tahun 2021 kemarin merata di seluruh Indonesia. Banjir, longsor, angin kencang, semua datang bertubi-tubi membuat pilu hati. Padahal ekonomi belum lagi membaik," kata Riri, Selasa (7/9/2021). Kakak Pembina Duta Generasi Berencana (GenRe) BKKBN Provinsi Bengkulu ini menekankan pentingnya menghentikan secara tegas semua sikap dan perbuatan manusia yang tidak bersahabat dengan lingkungannya. "Saya kira cukup alasan bagi pemerintah dan DPR untuk mempercepat pembahasan regulasi yang lebih sempurna bukan hanya untuk mengatasi bencana yang ada, namun juga sekaligus untuk meredam bencana yang akan datang," jelasnya. Alumni Magister Manajemen Universitas Bengkulu ini menjelaskan, tata ruang pembangunan daerah yang sering menabrak aturan dan keseimbangan alam sehingga mendorong terjadinya bencana hidro meteorologis harus segera diperbaiki dan dievaluasi. "Harus sama-sama disadari bahwa bencana lingkungan telah mengancam kehidupan sebuah bangsa. Bencana yang telah muncul sejak awal tahun harus jadi alarm dalam melakukan program-program penyelamatan lingkungan," tegas Riri. Wakil Ketua OPK BKMT Dewan Masjid Indonesia Provinsi Bengkulu ini menambahkan, salah satu upaya yang paling penting untuk meredam bencana, terutama terhadap gempa dan tsunami yang hampir tidak mungkin dicegah adalah doa. "Belajar dari masa lalu, bahaya, bencana, malapetaka dan sejenisnya terjadi akibat ulah manusia sendiri. Bekas-bekasnya sampai sekarang masih bisa dilihat. Saya siap diajak kerjasama untuk mempromosikan kesadaran terhadap ancaman bencana ini," demikian Riri. Untuk diketahui, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menekan tombol tanda bahaya dengan mengeluarkan "kode merah untuk kemanusiaan" setelah adanya ramalan bencana besar menanti dunia, yakni perubahan iklim yang diakibatkan oleh memanasnya suhu global. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden juga memberi peringatan saat berpidato di kantor Direktur Intelijen Nasional AS, bahwa Jakarta terancam tenggelam dikarenakan perubahan iklim yang saat ini sedang menghantui seluruh dunia. (**)
Senator Riri : Pentingnya Meredam Bencana Alam
Rabu 08-09-2021,05:51 WIB
Editor : Rakep Online
Kategori :