RK ONLINE - Pansus II DPRD Kepahiang yang membahas Raperda tentang Peningkatan Hasil Mutu Budidaya Kopi Kepahiang, menilai selama ini upaya pemerintah melakukan peningkatan komoditas kopi belum menyentuh pembinaan pada petani secara langsung. Hal ini disampaikan Anggota Pansus II Hariyanto, S.Kom, MM, Kamis (25/06/2020) usai berkoordinasi dengan Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Bengkulu. Dari sana diketahui, pembinaan petani kopi di Kabupaten Kepahiang belum ada. Padahal Kabupaten Kepahiang, digadang-gadang sebagai sentra kopi terbesar di Provinsi Bengkulu. "Raperda yang kita bahas saat ini sangat berkaitan erat provinsi, apalagi Pemprov mencanangkan Kepahiang sebagai sentra kopi. Perlunya kita minta masukan, kritik dan saran," jelas Hariyanto. Apalagi lanjutnya, gubernur serius terkait masalah kopi ini. Hal ini pula yang menginisiasi DPRD Kepahiang menunjukkan keseriusan untuk membuat regulasi peningkatan mutu kopi dan juga pemasarannya. "Harapan kita keseriusan ini bukan hanya regulasi saja, akan tetapi termasuk OPD terkait dan harus dibuktikan dengan pembinaan terhadap petani, upaya penyediaan sarana prasana pendukung," ujar Hariyanto. Untuk mensejahterakan petani kopi lanjut Hariyanto tidak hanya diperhatikan dengan memberikan bantuan entres atau sektor produktivitas saja. Namun didukung dengan upaya meningkatkan kualitas kopi itu sendiri. Sehingga dengan kualitas yang terjamin, maka harga jual kopi yang dihasilkan petani sesuai dengan standar harga yang tepat. "Percuma kalau fokus pada peningkatan produktivitas saja, tapi tidak memperhatikan mutu kualitas yang mengakibatkan kopi dijual murah, itulah pentingnya pembinaan bagaimana petani menghasilkan kualitas kopi terbaik," tutup Hariyanto. Pewarta : Reka Fitriani Editor : Candra Hadinata
Digadang-gadang Sebagai Sentra Kopi, Petani Kopi Kepahiang Belum Tersentuh Pembinaan
Jumat 26-06-2020,03:06 WIB
Editor : Rakep Online
Kategori :