RK ONLINE - Salah seorang warga Desa Babakan Baru, Kecamatan Bermani Ulu Raya (BUR) Kabupaten Rejang Lebong, Endang Supriatna, Minggu (07/06/2020) menuturkan kekecewaannya terhadap pelayanan pihak RSUD Jalur II. Bahkan disampaikan Endang, anaknya Adit Alsidiki (13) yang seharusnya mendapatkan perawatan intensif ditolak pihak RSUD Jalur II hingga akhirnya menghembus nafas yang terakhir saat akan dibawa kembali ke Puskesmas. Padahal alasan RSUD Jalur II menurut Endang, tidak diberikannya pelayanan terhadap anaknya hanya karea Sistem Informasi Rujukan Rumah Sakit Terintegrasi (Sisrute) yang tidak terpenuhi. "Banyak persyaratan dan ditolak terkait Sisrute yang dilakukan oleh pihak Puskesmas ke RSUD Jalur II, hingga akhirnya anak saya meninggal dunia," terang Endang. Kejadian menyedihkan bagi Endang ini terjadi Sabtu (06/06/2020) malam. Diceritakan Endang, anaknya harus mendapatkan perawatan intensif setelah sempat dirawat di Puskesmas Bangun Jaya. Karena kondisi anaknya saat itu tidak sadarkan diri usai jatuh saat mengendarai sepeda motor. "Awalnya anak saya dibawa ke Puskesmas, dia dalam keadaan tidak sadarkan diri. Waktu itu sekitar pukul 19.30 WIB, anak saya juga muntah-muntah," cerita Endang. Almarhum anaknya papar Endang, hasil pemeriksanaan di Puskesmas Bangun Jaya ada benjolan pada pipi bagian atas dan luka lecet di bagian pingang sebelah kiri serta luka lecet bagian siku kiri dan di jari-jari sebelah kiri. "Pemeriksaan luka-luka dilakukan perawat di Puskesmas saat pemasangan infus dan oksigen," sampainya. Setelah beberapa menit, Endang pun dipangil para perawat jaga. Mereka mengatakan bahwasanya anak Endang harus dirujuk ke rumah sakit Jalur II berdasakan perintah dokter jaga. "Ketika itu sekitar pukul 19.47 WIB. Saat itu perawat juga mengatakan, sebelum ke rumah sakit Jalur II harus menunggu pendaftaran sistem Online. Sekitar pukul 20.15 WIB, kami bersama pihak Puskesmas tidak menemukan jawaban dari pihak rumah sakit Jalur II. Sehingga dikonsultasikan kembali kepada Kepala Puskesmas," sambung Endang. Baca Juga : Dinkes Rejang Lebong Gratiskan Rapid Test Bagi Masyarakat Endang menuturkan, lantaran tidak ada jawaban dari pihak RSUD Jalur II saat pendaftaran Sisrute online. Maka dirinya disarankan pihak Puskesmas Bangun Jaya langsung berangkat ke RSUD Jalur II untuk melakukan rujukan. "Anak saya dibawa ke RSUD Jalur II menggunakan Ambulance didampingi juga oleh perawat Puskesmas Bangun Jaya. Sekitar pukul 21.30 WIB, kami sampai ke RSUD Jalur II. Perawat dari Puskesmas Bangun Jaya dan saya melapor ke bagian UGD, disini dikatakan kalau Sisrute online anak saya tidak dapat diterima, waktu itu anak saya masih di dalam Ambulance," tuturnya. "Setelah sekitar 10 menit, barulah anak saya dicek dan itu pun dilakukan dokter jaga UGD di dalam mobil Amblance. Alasannya alat CT Scan dan tenaga pemasangan pintulator UGD tidak ada. Dokter piket UGD malam itu juga menyarankan supaya anak saya dibawa ke klinik Annisa Simpang yang berada di Nangka atau dibawa ke Bengkulu," lanjut Endang. Dikatakan Endang, dirinya memilih membawa anaknya ke Klinik Annisa Simpang Nangka. Tapi setiba disana, anak Endang kembali mendapatkan penolakan dengan berbagai alasan. Hingga akhirnya anak Endang pun kembali dibawa ke Puskesmas Bangun Jaya malam itu juga. "Saya dan perawat Puskesmas Bangun Jaya berkordinasi dengan dokter Puskesmas untuk membawa anak saya kembali. Ketika itu dokter Puskesmas punberusaha supaya anak saya tetap dapat dirawat di rumah sakit. Melalui petugas piket berusaha membuatkan Sisrute online rujukan ke RSUD di Bengkulu. Makanya kami langsung kembali menuju Puskesmas Bangun Jaya," ceritanya lagi. Namun ketika sedang berusaha untuk membuatkan Sisrute online ke RSUD di Bengkulu, tambah Endang, anaknya meninggal dunia. "Saya kecewa dengan RSUD Jalur II, sebab seharusnya anak saya ditangani dulu karena dia dalam kondisi kritis. Saya berharap apa yang menimpa anak saya ini tidak terulang lagi kedepannya terhadap masyarakat secara umum khususnya Kabupaten Rejang Lebong," demikian Endang. Sayangnya, hingga tadi malam Dirut RSUD Rejang Lebong, Dr. Samiri dan Kepala Puskesmas Bangun Jaya Nasir belum berhasil dikonfirmasi. Nomor handphone keduanya, saat dihubungi tak aktif. Pewarta : Riyadi Gultom Editor : Candra Hadinata
Hanya Karena Sisrute, Endang Ungkap RSUD Tolak Rawat Anaknya Hingga Akhirnya Meninggal
Senin 08-06-2020,07:37 WIB
Editor : Rakep Online
Kategori :